
Harga emas melemah di tengah penguatan dolar AS dan sentimen risk-on, namun prospek pemangkasan suku bunga The Fed serta ketegangan geopolitik dapat menjadi penopang XAU/USD.
KabarPialang – Harga emas (XAU/USD) bergerak melemah pada perdagangan Kamis, ditekan oleh kombinasi penguatan dolar Amerika Serikat (USD) dan meningkatnya sentimen risiko di pasar global. Kondisi ini mendorong investor menjauh dari aset safe-haven, termasuk emas, dan lebih memilih instrumen berisiko seperti saham.
Meski begitu, koreksi harga emas tidak serta-merta menandakan tren bearish yang kuat. Para pelaku pasar cenderung menahan diri dan menunggu rilis data Indeks Harga Konsumen (IHK) AS, yang akan menjadi penentu utama arah kebijakan Federal Reserve (The Fed) dalam beberapa bulan mendatang.
Fokus Pasar Tertuju pada Inflasi AS
Data inflasi AS diperkirakan akan memainkan peran besar dalam memengaruhi ekspektasi pasar terkait peluang pemangkasan suku bunga. Jika IHK menunjukkan perlambatan, pasar akan semakin yakin The Fed akan mengambil langkah agresif dengan memangkas suku bunga jumbo pada pertemuan 17 September 2025.
Ekspektasi pemotongan suku bunga ini secara teoritis bisa menahan penguatan dolar AS dan kembali mendukung emas. Dengan demikian, emas saat ini berada dalam fase “menunggu katalis” yang bisa memicu volatilitas tinggi setelah data dirilis.
Dolar AS Menguat, Safe-Haven Melemah
Indeks Dolar AS (DXY) mencatat kenaikan hingga ke level tertinggi mingguan menjelang rilis data inflasi. Lonjakan ini menekan harga emas karena investor lebih memilih memegang dolar ketimbang komoditas tak berimbal hasil.
Selain itu, sentimen positif di pasar saham turut melemahkan daya tarik emas. Indeks S&P 500 dan Nasdaq mencetak rekor baru pada Rabu, sementara Nikkei 225 Jepang melesat lebih dari 1% dan mencapai puncak historis pada Kamis. Dengan euforia pasar saham, permintaan terhadap aset safe-haven seperti emas otomatis berkurang.
Data Produsen AS Isyaratkan Ruang Pelonggaran
Sebelumnya, Bureau of Labor Statistics (BLS) AS melaporkan bahwa Indeks Harga Produsen (IHP) Agustus turun ke 2,6% year-on-year dari 3,3% bulan sebelumnya. Bahkan IHP inti, yang mengecualikan harga pangan dan energi, melambat menjadi 2,8% dari 3,7%.
Penurunan ini menandakan lemahnya permintaan domestik meski tekanan tarif impor masih berlangsung. Data tersebut memperkuat keyakinan pasar bahwa The Fed memiliki alasan kuat untuk menurunkan suku bunga. Bahkan, spekulasi pasar kini memperkirakan adanya tiga kali pemangkasan suku bunga masing-masing 25 basis poin hingga akhir 2025.
Ekspektasi ini berpotensi membatasi laju penguatan dolar AS dan pada akhirnya memberi ruang bagi emas untuk rebound.
Geopolitik Kembali Jadi Penopang Emas
Selain faktor ekonomi, ketegangan geopolitik juga memberikan dukungan tersendiri bagi emas. Beberapa peristiwa penting terbaru antara lain:
-
AS & Uni Eropa vs Tiongkok-India – Presiden AS Donald Trump mendorong Uni Eropa untuk mengenakan tarif 100% pada Tiongkok dan India sebagai tekanan tidak langsung terhadap Rusia. Sebelumnya, tarif impor India sudah dinaikkan menjadi 50% karena dianggap masih membeli minyak dari Rusia.
-
NATO & Rusia – Polandia menembak jatuh drone Rusia yang melintasi wilayah udaranya setelah misi di Ukraina barat. Ini merupakan pertama kalinya anggota NATO secara langsung terlibat dalam insiden militer terkait perang Rusia-Ukraina.
-
Serangan Rusia ke Ukraina – Rusia melancarkan serangan udara terbesar dengan melibatkan lebih dari 800 drone dan 13 rudal. Sebagai respons, Trump mengancam akan memperketat sanksi terhadap Moskow.
Kondisi ini menimbulkan risiko eskalasi geopolitik yang berpotensi meningkatkan kembali minat investor terhadap emas sebagai aset lindung nilai.
Analisis Teknis XAU/USD
Dari sisi teknikal, emas masih berada dalam tekanan jual dengan Relative Strength Index (RSI) harian mendekati area jenuh beli. Hal ini memberi sinyal kemungkinan konsolidasi jangka pendek atau koreksi lebih lanjut.
-
Support penting: $3.620, diikuti oleh level psikologis $3.600, kemudian $3.580 sebagai area penentu tren. Penembusan di bawah zona ini dapat membuka jalan menuju $3.560 dan bahkan $3.510.
-
Resistance terdekat: $3.649 dan $3.658. Jika ditembus, emas bisa kembali menguji puncak sepanjang masa di kisaran $3.675. Target bullish selanjutnya berada di $3.700, meski level ini kemungkinan menjadi penghalang kuat.
Dengan kondisi tersebut, emas masih berada dalam fase tarik-menarik antara penguatan dolar AS dan ekspektasi pemangkasan suku bunga.
Harga emas saat ini tertekan oleh dolar AS yang menguat dan sentimen risk-on global, namun prospek pemangkasan suku bunga The Fed serta ketegangan geopolitik memberi harapan bagi reli jangka menengah.
Investor jangka pendek cenderung menunggu rilis data inflasi AS sebelum mengambil posisi agresif. Jika data IHK mendukung skenario pelonggaran kebijakan moneter, emas berpotensi menemukan pijakan baru untuk kembali menguji level tertinggi tahunannya.