Harga WTI turun ke $59,25 di sesi Asia, dengan tekanan bearish kuat dari dolar, teknikal, dan sentimen global.
KabarPialang – Harga WTI turun pada perdagangan Selasa sesi Asia dengan bergerak mendekati $59,25, menegaskan dominasi sentimen bearish yang terus berlanjut sejak pekan sebelumnya. Kenaikan permintaan terhadap Dolar AS ikut memperkuat tekanan jual di pasar minyak mentah, terutama di tengah ketidakpastian global dan ekspektasi kebijakan moneter yang lebih ketat di Amerika Serikat. Pelaku pasar kini tengah menantikan rilis data persediaan minyak API yang historisnya kerap memicu volatilitas tajam pada pergerakan harga WTI.
Faktor Fundamental yang Membuat Harga WTI Turun
1. Penguatan Dolar AS
Salah satu penyebab utama harga WTI turun adalah meningkatnya permintaan terhadap Dolar AS. Ekspektasi bahwa The Federal Reserve akan tetap mempertahankan kebijakan moneter yang cenderung ketat membuat dolar bergerak lebih kuat. Dalam kondisi seperti ini, harga komoditas yang diperdagangkan dalam denominasi USD—termasuk WTI—umumnya mengalami tekanan karena menjadi relatif lebih mahal bagi pembeli yang menggunakan mata uang lain.
Kekuatan dolar sering kali berkorelasi negatif dengan harga minyak. Dengan meningkatnya ekspektasi suku bunga yang lebih tinggi dan masih solidnya data ekonomi AS, pelaku pasar cenderung beralih pada aset berdenominasi USD sebagai bentuk keamanan, sehingga menekan harga minyak lebih jauh.
2. Risiko Geopolitik Membatasi Penurunan
Walaupun harga WTI turun, beberapa faktor geopolitik justru membatasi potensi penurunan lebih dalam. Konflik antara Ukraina dan Rusia kembali meningkat setelah laporan mengenai serangan Ukraina terhadap infrastruktur energi Rusia. Serangan tersebut membuat sejumlah fasilitas energi di Novorossiysk terhenti sementara, sehingga pasokan minyak dari wilayah tersebut menjadi terganggu.
Ketegangan geopolitik seperti ini biasanya memberikan sentimen bullish terhadap minyak karena risiko gangguan pasokan. Namun, pada kondisi saat ini, faktor penguatan dolar lebih dominan dibandingkan dampak geopolitik tersebut, sehingga pergerakan harga minyak cenderung terbatas dalam kisaran sempit meskipun tetap melemah.
3. Kebijakan OPEC+ dalam Menahan Output
OPEC+ memilih mempertahankan output tetap stabil pada kuartal pertama 2026. Keputusan ini menjadi sinyal bahwa kartel masih berhati-hati dalam menghadapi potensi kelebihan pasokan global. Namun, pasar tampaknya merespons secara netral karena kebijakan tersebut tidak cukup kuat untuk mendorong kenaikan harga secara signifikan. Dengan permintaan global yang masih bergerak moderat dan ekonomi utama dunia memperlihatkan perlambatan, langkah OPEC+ hanya mampu membatasi, tetapi tidak membalikkan tren penurunan.
Analisis Teknis Harga WTI Turun: Resistance dan Support
Dalam grafik harian, harga WTI turun dan kini berada di sekitar $59,29, tepat di bawah EMA 100-hari. Posisi harga yang berada di bawah moving average utama ini menegaskan bahwa tren jangka menengah masih menunjukkan pola bearish.
Indikator Teknis Utama Harga WTI Turun
- EMA 100-hari: $61,55 sebagai resistance dinamis
- Rata-rata 20-hari: $59,24 sebagai garis tengah Bollinger Bands
- RSI 14-hari: 49,10, menunjukkan momentum masih netral cenderung bearish
- Bollinger Bands:
- Upper band: $60,80
- Lower band: $57,69
Penyempitan Bollinger Bands mengindikasikan berkurangnya volatilitas dan kemungkinan akan terjadi pergerakan besar dalam waktu dekat.
Resistance Harga WTI
$60,80
Ini adalah upper band Bollinger yang menjadi resistance terdekat.
$61,55 (EMA 100)
EMA 100 menjadi resistance kuat dan harus ditembus sebelum tren bullish yang lebih solid terbentuk.
Support Harga WTI
$59,24
Ini menjadi support awal yang penting karena bertepatan dengan garis tengah Bollinger dan rata-rata 20-hari.
$57,69
Lower band Bollinger menjadi target berikutnya jika harga breakdown dari area support pertama.
Gambar (alt: harga WTI turun technical analysis chart)
Prospek Pergerakan Harga WTI dalam Waktu Dekat
Harga tetap bergerak dalam kisaran sempit, dan arah selanjutnya sangat bergantung pada reaksi pasar terhadap data persediaan minyak API. Jika harga bertahan di atas $59,24, konsolidasi jangka pendek masih bisa berlanjut dan peluang untuk retest resistance akan terbuka.
Namun, penutupan harian di bawah $59,24 akan memberikan sinyal bearish yang lebih kuat dan membuka ruang menuju level $57,69.
Momentum RSI
- RSI di bawah 50 → menegaskan tekanan bearish
- RSI di atas 50 → membuka peluang menuju resistance $60,80
Dalam kondisi saat ini, pasar minyak masih menunggu pemicu baru. Penyempitan Bollinger Bands biasanya menandakan potensi breakout besar dalam beberapa sesi perdagangan ke depan.
Dampak Pergerakan Harga WTI ke Pasar Global
Penurunan harga minyak memberikan dampak langsung ke berbagai sektor ekonomi global. Saham energi berpotensi menguat atau melemah tergantung eksposur terhadap harga jual minyak. Biaya produksi industri yang bergantung pada energi dapat berubah, dan inflasi global turut terpengaruh, terutama bagi negara-negara importir minyak.
Bagi investor, kondisi ini dapat membuka peluang seperti:
- Membeli di harga rendah saat konsolidasi
- Hedging menggunakan kontrak derivatif
- Memantau perubahan kebijakan OPEC+ dan laporan mingguan EIA
Harga WTI turun di bawah $59,50 akibat penguatan dolar dan melemahnya sentimen risiko global. Meskipun faktor geopolitik memberikan penahan terhadap penurunan tajam, tren keseluruhan masih menunjukkan arah bearish.
Level $59,24 menjadi batas penting yang menentukan arah pergerakan berikutnya. Jika level tersebut ditembus, penurunan menuju $57,69 sangat mungkin terjadi. Resistance utama berada di $60,80 hingga $61,55, dengan peluang kenaikan terbatas selama harga masih berada di bawah EMA 100-hari.
Investor disarankan tetap waspada terhadap data persediaan minyak API dan perkembangan geopolitik yang dapat mengubah dinamika pasar dalam waktu cepat.







