Harga Futures Minyak Mentah Turun 0,36% di Sesi Asia: 5 Faktor Tekan WTI dan Brent

Harga futures minyak mentah turun 0,36% di sesi Asia, dengan WTI di USD58,49 dan Brent di USD62,13 per barel. Simak 5 faktor utama yang menekan harga minyak dunia hari ini.

Futures minyak mentah terpantau melemah pada perdagangan sesi Asia, Rabu (15/10), seiring meningkatnya kekhawatiran pasar terhadap permintaan global dan penguatan terbatas dolar AS.
Tekanan ini menambah volatilitas di pasar energi yang sudah sensitif terhadap kebijakan moneter dan prospek ekonomi global.

Rincian Harga dan Level Teknis WTI

Di New York Mercantile Exchange (NYMEX), kontrak futures minyak mentah WTI (West Texas Intermediate) untuk penyerahan November diperdagangkan pada USD58,49 per barel, turun 0,36% dari sesi sebelumnya.
Instrumen ini sempat menyentuh level terendah sesi di sekitar USD58,40 per barel, sementara resistance utama berada di kisaran USD61,67 per barel.

Support kuat terdekat terlihat di USD57,68, yang menjadi titik penting bagi para trader untuk menilai arah harga berikutnya.
Secara teknikal, futures minyak mentah WTI masih bergerak dalam rentang sempit antara USD57–62 per barel.
Indikator RSI (Relative Strength Index) menunjukkan posisi netral, menandakan belum ada momentum kuat untuk pembalikan arah harga jangka pendek.

Kinerja Dolar AS dan Dampaknya terhadap Harga Minyak

Indeks Dolar AS Berjangka, yang melacak performa greenback terhadap enam mata uang utama dunia, turun 0,17% ke USD98,64.
Secara teori, pelemahan dolar AS biasanya mendukung harga minyak karena membuat komoditas ini lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya.

Namun, dalam sesi kali ini, tekanan terhadap harga minyak tetap muncul akibat kekhawatiran terhadap permintaan energi global dan potensi kenaikan pasokan dari produsen besar seperti Amerika Serikat dan Rusia.

Menurut analis energi di Investing.com, pelaku pasar kini menunggu data persediaan minyak mentah AS dari Energy Information Administration (EIA) yang akan dirilis akhir pekan ini.
Laporan tersebut dapat memberikan arah lebih jelas untuk pergerakan harga selanjutnya.

Harga Minyak Brent Ikut Melemah

Di Intercontinental Exchange (ICE), futures minyak Brent untuk penyerahan Desember juga melemah 0,42% ke USD62,13 per barel.
Dengan demikian, spread antara kontrak Brent dan WTI berada di kisaran USD3,64 per barel — menunjukkan adanya pelebaran selisih harga antara dua benchmark utama tersebut.

Kinerja Brent yang lebih lemah mencerminkan kekhawatiran bahwa permintaan dari Asia, terutama dari Tiongkok dan India, mungkin melambat akibat tekanan ekonomi global dan konsumsi industri yang melemah.

Beberapa analis memperkirakan harga minyak akan bertahan di kisaran USD58–63 per barel hingga akhir bulan ini, tergantung pada arah kebijakan suku bunga Federal Reserve (The Fed) serta data stok minyak global.

5 Faktor Utama yang Menekan Harga Futures Minyak Mentah

  1. Kebijakan Moneter AS
    Suku bunga tinggi menekan aktivitas ekonomi dan menurunkan permintaan energi. Pasar kini memperkirakan peluang pemangkasan suku bunga baru pada awal 2026, bukan dalam waktu dekat.
  2. Kelebihan Pasokan Global
    Produksi yang meningkat dari AS dan Rusia menambah tekanan di tengah upaya OPEC+ menyeimbangkan pasar melalui pemangkasan output.
  3. Data Persediaan EIA
    Menurut data U.S. Energy Information Administration (EIA), stok minyak komersial AS masih berada di atas rata-rata lima tahun, yang dapat menahan kenaikan harga jangka pendek.
  4. Kekhawatiran Permintaan Asia
    Perlambatan pertumbuhan ekonomi di Tiongkok dan India memicu penurunan konsumsi bahan bakar industri.
  5. Risiko Geopolitik Timur Tengah
    Ketegangan di kawasan penghasil minyak utama masih menjadi faktor volatilitas tinggi yang bisa memicu lonjakan harga mendadak.

Analisis Pasar dan Prospek Jangka Pendek

Secara fundamental, futures minyak mentah masih menghadapi ketidakpastian besar.
Kombinasi antara kebijakan suku bunga tinggi, perlambatan ekonomi global, dan pasokan yang stabil membuat harga minyak sulit menembus level resistance jangka menengah.

Analis dari Reuters Commodities Desk memperkirakan harga minyak dapat pulih menuju USD60–61 per barel jika permintaan bahan bakar mulai meningkat pada kuartal keempat 2025.
Sementara itu, investor tetap fokus pada data ekonomi utama seperti CPI AS dan laporan stok EIA untuk menentukan arah posisi perdagangan berikutnya.

Pelemahan futures minyak mentah di sesi Asia menunjukkan bahwa pasar masih berhati-hati menghadapi dinamika global yang kompleks.
Dengan WTI turun ke USD58,49 dan Brent melemah ke USD62,13 per barel, pelaku pasar kini menanti sinyal baru dari data ekonomi AS dan keputusan kebijakan The Fed.

Selama dolar AS tetap relatif kuat dan prospek permintaan global belum membaik, harga minyak kemungkinan akan bergerak dalam rentang terbatas.
Namun, potensi rebound tetap terbuka jika ada tanda-tanda perbaikan permintaan energi global atau pemangkasan produksi baru dari OPEC+

  • Related Posts

    IHSG Anjlok 3%! Saham Prajogo Pangestu Bikin Investor Panik

    IHSG ambruk 3% setelah saham-saham milik Prajogo Pangestu kompak jatuh. Investor panik lakukan aksi jual besar-besaran, sementara dana beralih ke emas. KabarPialang – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terjun bebas…

    Harga Emas Tembus Rekor di Atas Rp2,14 Juta per Gram, Lonjakan Global Picu Inflasi Perhiasan

    Harga emas tembus rekor di atas Rp2,14 juta per gram pada Oktober 2025. BPS melaporkan lonjakan harga global hingga US$4.000/troy ounce, memicu inflasi perhiasan tertinggi selama dua tahun berturut-turut. KabarPialang…

    One thought on “Harga Futures Minyak Mentah Turun 0,36% di Sesi Asia: 5 Faktor Tekan WTI dan Brent

    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *

    You Missed

    Asing Lepas Rp649 Miliar Saham Indonesia, IHSG Terkoreksi ke 8.366,51

    • By Team
    • November 12, 2025
    • 2 views
    Asing Lepas Rp649 Miliar Saham Indonesia, IHSG Terkoreksi ke 8.366,51

    Bursa Eropa Naik 1,3%, Investor Sambut Akhir Shutdown Pemerintah AS

    • By Team
    • November 12, 2025
    • 3 views
    Bursa Eropa Naik 1,3%, Investor Sambut Akhir Shutdown Pemerintah AS

    3 Tren Pasar Saham Global: Kospi dan Nikkei Netral, Posisi Short AS Meningkat

    • By Team
    • November 11, 2025
    • 5 views
    3 Tren Pasar Saham Global: Kospi dan Nikkei Netral, Posisi Short AS Meningkat

    Hasnur Internasional Catat Laba Bersih Rp34,52 Miliar di Kuartal III

    • By Team
    • November 11, 2025
    • 4 views
    Hasnur Internasional Catat Laba Bersih Rp34,52 Miliar di Kuartal III

    Harga Emas Dunia Naik 0,7%, Investor Serbu Safe-Haven di Tengah Shutdown AS

    • By Team
    • November 10, 2025
    • 5 views
    Harga Emas Dunia Naik 0,7%, Investor Serbu Safe-Haven di Tengah Shutdown AS

    IHSG Anjlok 3%! Saham Prajogo Pangestu Bikin Investor Panik

    • By Team
    • November 10, 2025
    • 4 views
    IHSG Anjlok 3%! Saham Prajogo Pangestu Bikin Investor Panik