
Harga emas tertahan di bawah level $3.800 meski masih menjaga bias positif. Penguatan USD, ekspektasi suku bunga The Fed, dan ketegangan geopolitik menjadi faktor kunci pergerakan XAU/USD.
KabarPialang – Harga emas (XAU/USD) kembali menghadapi ujian berat dalam perdagangan Rabu. Meskipun sempat mencatat kenaikan intraday di sesi Eropa, logam mulia ini tidak mampu menembus level psikologis $3.800 dan terkoreksi tipis. Meski begitu, emas masih menjaga bias positifnya untuk empat hari berturut-turut, menegaskan bahwa tren naik belum sepenuhnya berakhir.
Faktor utama yang menghambat reli emas adalah penguatan moderat Dolar AS (USD) setelah komentar hati-hati dari Ketua The Federal Reserve, Jerome Powell. Namun di sisi lain, ekspektasi pasar terhadap penurunan suku bunga tambahan tahun ini serta memanasnya ketegangan geopolitik global masih menjadi pendorong bagi emas untuk tetap diminati investor.
Ekspektasi Suku Bunga The Fed
Pasar saat ini memperkirakan bahwa The Fed akan kembali memangkas suku bunga dua kali lagi sebelum akhir 2025, yaitu pada bulan Oktober dan Desember. Hal ini menyusul pemangkasan 25 basis poin yang dilakukan awal bulan ini.
Namun, pernyataan Jerome Powell menahan euforia pasar. Powell menegaskan bahwa pelonggaran moneter tidak boleh dilakukan terlalu agresif, sebab dapat meninggalkan pekerjaan pengendalian inflasi yang belum selesai. Ia juga menambahkan bahwa langkah terburu-buru justru bisa membuat The Fed harus berbalik arah di kemudian hari.
Pernyataan ini menghidupkan kembali minat investor terhadap USD setelah melemah dua hari sebelumnya. Dampaknya, ruang kenaikan emas menjadi lebih terbatas meskipun tren jangka menengahnya masih positif.
Geopolitik Global Menambah Ketidakpastian
Selain kebijakan moneter, pasar juga dibayangi ketegangan geopolitik. NATO pada Selasa mengeluarkan peringatan keras terhadap Rusia, menyatakan siap menggunakan semua instrumen – militer maupun non-militer – untuk melindungi anggota. Peringatan ini muncul setelah Rusia dituduh melanggar wilayah udara Estonia, Polandia, dan Rumania, yang semuanya adalah anggota NATO.
Di Timur Tengah, konflik Israel–Palestina kian memburuk. Israel meningkatkan operasi militer di Gaza, sementara laporan PBB menuduh adanya indikasi Israel berusaha menetapkan kontrol permanen di wilayah tersebut. Kekhawatiran bahwa konflik bisa meluas ke tingkat regional memperkuat posisi emas sebagai aset safe-haven yang dicari ketika risiko global meningkat.
Data Ekonomi AS Jadi Penentu Berikutnya
Dalam jangka pendek, pasar emas akan dipengaruhi oleh rilis data makroekonomi AS. Beberapa data penting yang akan menjadi sorotan investor adalah:
-
Penjualan Rumah Baru
-
PDB Kuartal II (final)
-
Pesanan Barang Tahan Lama
-
Indeks Harga PCE (Pengeluaran Konsumsi Pribadi)
Data-data tersebut akan memberikan sinyal baru mengenai kesehatan ekonomi AS. Jika hasilnya memperkuat USD, emas berpotensi terkoreksi. Sebaliknya, jika data menunjukkan pelemahan, emas bisa mendapatkan dorongan untuk menembus resistensi $3.800.
Analisis Teknis Emas Fokus di Level $3.800
Secara teknikal, reli emas mulai menghadapi kondisi jenuh beli (overbought). Penolakan di area $3.800 menjadi tanda bahwa momentum bullish mulai kehilangan tenaga. Jika harga tidak mampu menembus level tersebut secara konsisten, koreksi lebih lanjut mungkin terjadi.
Level support terdekat saat ini berada di $3.750. Jika harga turun di bawahnya, zona kritis berikutnya berada di $3.710–$3.700. Area ini diperkirakan akan menjadi basis kuat yang menahan penurunan lebih dalam. Namun, jika level ini jebol, tren jangka pendek bisa berubah negatif.
Sebaliknya, untuk melanjutkan tren naik yang terbentuk sejak awal bulan, emas perlu menembus dan bertahan di atas $3.800. Jika berhasil, target selanjutnya berada di kisaran $3.850 hingga $3.900.
Prospek ke Depan Optimisme dengan Kehati-hatian
Melihat kondisi saat ini, pergerakan emas dipengaruhi oleh tiga faktor utama:
-
Kebijakan Suku Bunga The Fed – Jika pemangkasan suku bunga lebih agresif dari perkiraan, emas bisa melanjutkan reli.
-
Kekuatan Dolar AS – USD yang kuat akan menjadi penghalang bagi emas untuk menembus level resistance kunci.
-
Risiko Geopolitik – Konflik Rusia-NATO dan ketegangan di Timur Tengah dapat menjadi katalis kuat bagi lonjakan harga emas.
Dengan kombinasi faktor tersebut, emas tetap menjadi instrumen investasi yang menarik di tengah ketidakpastian global. Namun, investor perlu berhati-hati karena volatilitas jangka pendek masih tinggi.
Harga emas saat ini berada di persimpangan penting. Walaupun tren jangka menengah masih positif, penguatan USD dan kegagalan menembus $3.800 menunjukkan bahwa pasar sedang menunggu katalis baru. Geopolitik global yang memanas memberi dukungan kuat bagi emas sebagai aset safe-haven, sementara arah suku bunga The Fed akan menentukan tren berikutnya. Selama ketidakpastian tetap tinggi, emas akan tetap memegang peran vital sebagai pelindung nilai dan portofolio investasi global.