
Hari ini menjadi hari yang menyenangkan bagi para investor di Tanah Air. Indeks Harga Saham Gabungan berhasil mencatatkan performa cemerlang dengan melonjak 1,23% ke posisi 7.280,51. Pembukaan yang dimulai dengan gap positif di 7.229,26 berlanjut dengan momentum bullish yang membawa indeks menyentuh puncak sesi di 7.289,57.
Capaian impresif ini menandakan bahwa pasar semakin mendekati rekor tertinggi tahun yang pernah ditorehkan pada 23 Januari di level 7.324,62. Sektor-sektor unggulan ikut menyumbang kinerja positif, dengan DBX memimpin parade kenaikan 2,33%, sementara ISSI tidak mau ketinggalan dengan apresiasi 1,79%.
Sikap Tenang Pasar Hadapi Dinamika Perdagangan Global
Menariknya, euphoria pasar ini terjadi di tengah pengumuman kebijakan tarif baru dari Washington. Pemerintahan Trump menetapkan tarif 19% untuk komoditas Indonesia yang memasuki pasar Amerika, angka yang ternyata lebih “ramah” dibanding ancaman awal 32% yang sempat menghantui para pelaku usaha.
Kesepakatan bilateral ini bukanlah sekadar penetapan tarif, melainkan paket komprehensif yang mencakup komitmen Jakarta untuk mengakuisisi energi Amerika senilai $15 miliar, produk agrikultur $4,5 miliar, plus 50 unit pesawat Boeing dengan mayoritas varian 777. Para trader tampaknya menginterpretasikan pengumuman ini sebagai sinyal berakhirnya era ketidakpastian yang telah membayangi pasar sejak April lalu.
Posisi strategis Amerika sebagai destinasi ekspor nonmigas kedua Indonesia dengan nilai $2,73 miliar pada Mei 2025 (berdasarkan statistik BPS) membuat kebijakan ini memiliki dampak signifikan bagi perekonomian nasional.
Diplomasi Ekonomi Prabowo Berbuah Manis
Sementara itu, misi diplomatik Presiden Prabowo Subianto membuahkan hasil gemilang. Setelah perjalanan dua minggu yang penuh dengan agenda bilateral dan multilateral, Indonesia berhasil menuntaskan negosiasi Indonesia-European Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA). Pencapaian ini memperkuat posisi Indonesia dalam konstelasi perdagangan global dan memberikan alternatif pasar yang lebih beragam.
Bank Indonesia Ambil Langkah Akomodatif
Otoritas moneter juga turut memberikan stimulus positif. Dalam rapat kebijakan Rabu lalu, Bank Indonesia memutuskan menurunkan suku bunga acuan menjadi 5,25%, disertai penyesuaian Deposit Facility ke 4,50% dan Lending Facility ke 6,00%.
Gubernur Perry Warjiyo menjelaskan bahwa keputusan ini didasari oleh proyeksi inflasi yang semakin terkendali dalam dua tahun mendatang, stabilitas rupiah yang terjaga, serta komitmen untuk memacu pertumbuhan ekonomi demi kemakmuran rakyat. Proyeksi inflasi 2025-2026 diperkirakan akan berada dalam koridor target 2,5±1%.
Dinamika Pasar Obligasi dan Komoditas
Pasar surat utang pemerintah menunjukkan kondisi yang relatif stabil. Yield obligasi 10 tahun bertengger di 6,569%, setelah sebelumnya menyentuh level terendah tahun 2025 di 6,561%. Jika tren positif bursa saham berlanjut, kemungkinan akan terjadi rotasi dana dari instrumen fixed income ke ekuitas yang menawarkan potensi keuntungan lebih tinggi.
Di sektor komoditas, emas Antam menunjukkan pemulihan yang menggembirakan. Harga per gram naik Rp11.000 menjadi Rp1.919.000, hampir mengkompensasi seluruh penurunan minggu ini dan mendekati level Senin di Rp1.924.000. Pergerakan ini sejalan dengan penguatan emas global (XAU/USD) yang menguat 0,68% dengan puncak $3.376 per troy ons sebelum close di $3.347.
Perspektif Teknikal dan Proyeksi Jangka Pendek
Dari sudut pandang analisis teknikal, IHSG sedang membangun fondasi tren bullish yang solid. Tiga hari berturut-turut indeks berhasil bertahan di atas Simple Moving Average 200-hari yang berada di 7.086, sambil menembus batas atas trading range 6.814-6.971 yang sebelumnya mengikat pergerakan indeks.
Formasi higher highs dan higher lows yang sedang terbentuk memberikan indikasi kuat bahwa momentum naik masih berlanjut. Validasi struktur ini membutuhkan kemampuan indeks untuk mempertahankan posisi di atas level 7.240,08 sambil menciptakan puncak baru yang lebih tinggi.
Target jangka pendek tertuju pada resistance 7.324,62 (tertinggi 2025). Jika berhasil ditembus, peluang terbuka untuk menguji level 7.530 (puncak Desember 2024) dan 7.805,91 (tertinggi Oktober 2024), yang pada akhirnya dapat membawa indeks mendekati all-time high 7.910 yang dicapai September 2024.
Namun, sinyal peringatan datang dari indikator Relative Strength Index yang telah mencapai 70,80 – zona overbought yang biasanya diikuti konsolidasi. Kemungkinan koreksi teknikal dalam waktu dekat cukup tinggi sebelum indeks melanjutkan perjalanan ke level yang lebih tinggi.
Jika skenario koreksi terjadi, support krusial berada di 7.086 (SMA 200-hari). Penembusan ke bawah level ini berpotensi merusak struktur bullish dan membuka jalan menuju 6.971 serta 6.745 (low 23 Juni 2025).