
Bank Rakyat Indonesia (BRI) resmi menaikkan bunga deposito dolar AS menjadi 4% per tahun. Langkah ini memperkuat daya tarik investor global dan mendukung strategi BRI memperluas basis dana valuta asing.
KabarPialang – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI kembali menunjukkan komitmennya dalam memperkuat daya saing di kancah perbankan global. Terbaru, perseroan memutuskan untuk menaikkan suku bunga deposito valuta asing (USD) menjadi 4% per tahun.
Kebijakan ini tidak hanya menjadi kabar gembira bagi nasabah ritel maupun institusi, tetapi juga dinilai sebagai strategi penting untuk menarik minat investor internasional yang tengah mencari instrumen investasi berimbal hasil menarik di tengah ketidakpastian global.
Menjadi Magnet Baru Investor Global
Langkah BRI dalam menaikkan bunga deposito valas ini dipandang sebagai sinyal positif. Dengan imbal hasil yang lebih kompetitif, produk deposito dolar AS BRI berpotensi menjadi magnet baru bagi para investor yang ingin melakukan diversifikasi portofolio.
Direktur Utama BRI, Hery Gunardi, menegaskan bahwa kebijakan ini tidak hanya memberikan nilai tambah bagi nasabah, tetapi juga mempertegas reputasi BRI sebagai bank dengan fundamental kokoh dan likuiditas terjaga.
“Dengan tingkat bunga yang lebih menarik, BRI membuka peluang bagi investor untuk memperoleh imbal hasil optimal, sekaligus menikmati stabilitas sistem keuangan Indonesia yang terus berkembang,” jelas Hery dalam keterangan resminya di Jakarta, Kamis (25/9/2025).
Respon terhadap Dinamika Pasar Global
Menurut Hery, langkah ini merupakan respons atas dinamika pasar global yang penuh ketidakpastian. Dengan menaikkan bunga deposito valas, BRI ingin memberikan instrumen alternatif bagi para investor, baik domestik maupun asing, untuk menempatkan dananya dengan lebih aman.
Selain itu, strategi ini juga diarahkan untuk memperkuat basis dana valuta asing (valas) perseroan. Likuiditas dalam denominasi dolar sangat penting bagi bank besar seperti BRI, terutama dalam memperluas layanan treasury dan menjaga keseimbangan arus kas dalam berbagai mata uang.
“Peningkatan suku bunga deposito valas ini menjadi salah satu upaya BRI dalam memberikan nilai tambah bagi nasabah sekaligus memperkuat likuiditas perseroan dalam denominasi mata uang asing,” tambah Hery.
Optimisme Tinggi terhadap Minat Pasar
Dengan bunga yang lebih kompetitif, BRI yakin bahwa produk deposito valas akan semakin diminati, baik oleh investor ritel maupun korporasi besar. Hal ini sejalan dengan tren meningkatnya minat masyarakat dan institusi pada instrumen simpanan berbasis dolar di tengah fluktuasi nilai tukar rupiah.
Kepercayaan diri ini juga didukung oleh transformasi digital yang terus diperkuat BRI. Layanan perbankan digital seperti BRImo untuk ritel dan QLola untuk korporasi kini memungkinkan nasabah membuka, mengelola, hingga memantau deposito valas mereka dengan lebih cepat dan efisien.
Transformasi digital ini menjadi salah satu keunggulan kompetitif BRI dalam memberikan layanan perbankan modern sekaligus menjaga kenyamanan nasabah.
Sejalan dengan Visi Universal Bank
Kebijakan menaikkan bunga deposito dolar juga selaras dengan transformasi BRI sebagai universal bank. Jika sebelumnya BRI lebih dikenal fokus pada pembiayaan UMKM, kini perseroan semakin serius memperkuat segmen wholesale, treasury, dan layanan berbasis valuta asing.
Langkah ini menandai perubahan strategis yang signifikan, sekaligus memperluas cakupan bisnis BRI di pasar internasional. Dengan demikian, BRI tidak hanya menjadi bank rakyat dalam negeri, tetapi juga mampu bersaing sebagai pemain global di sektor keuangan.
Stabilitas dan Kepercayaan Investor
Investor global kerap mencari kombinasi antara imbal hasil kompetitif dan stabilitas sistem keuangan. Indonesia saat ini menjadi salah satu negara dengan prospek ekonomi positif di kawasan Asia Tenggara, dan langkah BRI ini semakin menegaskan posisinya sebagai lembaga keuangan yang bisa diandalkan.
“Dengan suku bunga yang semakin menarik, kami berharap dapat memberikan pilihan terbaik bagi nasabah yang ingin menjaga asetnya dalam mata uang asing, sekaligus mendukung strategi BRI dalam memperluas basis dana dan menjaga stabilitas likuiditas,” pungkas Hery.
Dampak Jangka Panjang
Kenaikan bunga deposito dolar ini berpotensi membawa dampak jangka panjang yang signifikan. Dari sisi nasabah, mereka kini memiliki opsi investasi valas yang lebih menjanjikan tanpa harus mencari instrumen di luar negeri. Dari sisi BRI, tambahan dana valas akan memperkuat likuiditas dan memperluas ruang gerak bank dalam menjalankan berbagai strategi bisnis, mulai dari pembiayaan korporasi hingga penguatan sektor treasury.
Selain itu, kebijakan ini juga mendukung agenda pemerintah untuk memperkuat ketahanan sektor keuangan nasional. Dengan peran aktif bank BUMN seperti BRI, stabilitas ekonomi Indonesia dapat lebih terjaga di tengah tantangan global.