
Bank of America memperkuat strategi forex global dengan posisi long CHF/JPY dan short EUR/SEK. Simak analisis lengkap dampak langkah ini terhadap dolar AS, euro, yen, hingga krona Swedia.
KabarPialang – Pasar valuta asing global kembali digerakkan oleh keputusan strategis salah satu bank investasi terbesar dunia. Bank of America (BofA) mengumumkan serangkaian langkah baru yang menyoroti pandangan mereka terhadap dinamika mata uang utama, dengan fokus pada pergeseran risiko global dan kekuatan domestik sejumlah negara.
Dalam pembaruan terbaru, BofA menambahkan posisi long pada franc Swiss (CHF) terhadap yen Jepang (JPY), sekaligus memulai posisi short pada euro (EUR) terhadap krona Swedia (SEK). Langkah ini mencerminkan keyakinan lembaga keuangan tersebut bahwa tren saat ini di pasar forex akan semakin menonjol dalam beberapa bulan mendatang.
Strategi Utama Long CHF/JPY
Franc Swiss sejak lama dikenal sebagai salah satu mata uang safe haven. Investor global kerap beralih ke CHF ketika ketidakpastian meningkat, baik akibat krisis keuangan, ketegangan geopolitik, maupun guncangan fiskal.
BofA menilai bahwa “meningkatnya premi risiko fiskal global” menjadi faktor kunci yang mendasari keputusan menambah posisi long pada pasangan CHF/JPY. Dengan kata lain, meningkatnya kekhawatiran atas defisit anggaran, kebijakan moneter yang longgar, dan gejolak ekonomi di berbagai belahan dunia membuat franc Swiss kembali dipandang sebagai aset pelindung.
Sementara itu, yen Jepang, yang dulunya dianggap sebagai mata uang defensif, kini kehilangan sebagian daya tariknya. Kebijakan ultra-longgar Bank of Japan, ditambah dengan tekanan inflasi global, melemahkan posisi yen. Oleh karena itu, pergeseran ke CHF dibanding JPY dianggap langkah yang rasional bagi investor yang ingin meminimalkan risiko.
Short EUR/SEK Memanfaatkan Ketahanan Ekonomi Swedia
Langkah kedua yang diambil BofA adalah memulai posisi short pada euro terhadap krona Swedia melalui instrumen put spread. Strategi ini merefleksikan pandangan bahwa ekonomi Swedia memiliki ketahanan domestik yang relatif lebih kuat dibandingkan kawasan euro secara keseluruhan.
Selain itu, krona Swedia juga memiliki sensitivitas positif terhadap kejutan ekonomi di Eropa. Dengan kata lain, jika terjadi pemulihan yang lebih cepat dari perkiraan, krona berpotensi menguat lebih tajam dibanding euro.
Euro sendiri masih dibayangi oleh tekanan, mulai dari perlambatan ekonomi Jerman, inflasi yang sulit dikendalikan, hingga kebijakan suku bunga European Central Bank (ECB) yang penuh dilema. Hal ini membuat krona lebih menarik dalam jangka menengah.
Posisi Dolar AS Tren Bearish Berlanjut
Selain dua strategi utama tersebut, BofA tetap mempertahankan pandangan sebelumnya terhadap dolar AS. Bank tersebut melanjutkan posisi short pada USD terhadap euro dan dolar Australia (AUD), sekaligus tetap melakukan short pada yen Jepang terhadap USD dan EUR.
Analisis kuantitatif BofA menunjukkan bahwa tren pelemahan dolar AS lebih jelas terlihat terhadap mata uang Eropa. Data mereka mengungkapkan adanya korelasi negatif antara pergerakan harga spot dan volatilitas. Artinya, ketika dolar melemah, volatilitas justru berpotensi meningkat, sehingga membuka peluang breakout yang lebih besar di pasar.
Analisis Posisi Pasar Tidak Terlalu Padat
Salah satu alasan BofA berani mempertahankan posisi short terhadap dolar adalah kondisi pasar yang tidak menunjukkan kepadatan ekstrem. Berdasarkan pemantauan, posisi short USD relatif ringan dibandingkan akhir kuartal kedua, dan masih berada di bawah level historis.
Hal ini terutama terlihat di kalangan manajer aset, yang masih menahan diri dalam menambah posisi besar. Sebaliknya, pasar masih mempertahankan posisi long pada euro, dolar Australia, dan dalam beberapa kasus, krona Norwegia (NOK). Dengan komposisi ini, risiko pembalikan tajam akibat kepadatan posisi dianggap relatif kecil.
Implikasi bagi Investor Global
Langkah BofA menyoroti bagaimana lembaga keuangan besar menavigasi ketidakpastian global. Ada beberapa poin penting yang bisa dicermati investor:
-
Franc Swiss kembali menjadi bintang safe haven. Dalam kondisi ketidakpastian fiskal global, CHF dipandang lebih tangguh daripada yen Jepang.
-
Krona Swedia berpotensi jadi kejutan positif. Dengan ekonomi yang lebih tangguh dibanding zona euro, SEK bisa menjadi pilihan alternatif untuk diversifikasi portofolio.
-
Dolar AS menghadapi tekanan struktural. Meskipun masih menjadi mata uang cadangan utama dunia, pelemahan tren jangka menengah membuka ruang bagi mata uang Eropa dan komoditas lain untuk menguat.
-
Risiko volatilitas meningkat. Korelasi negatif spot-to-volatility memberi sinyal bahwa investor harus bersiap menghadapi gejolak harga yang lebih besar.
Keputusan Bank of America menambah long CHF/JPY dan memulai short EUR/SEK menandai langkah strategis dalam merespons dinamika pasar global. Kombinasi faktor fiskal, kekuatan domestik, dan tren bearish dolar AS membentuk dasar dari strategi mereka.
Bagi investor, langkah ini menjadi sinyal penting untuk mempertimbangkan ulang eksposur terhadap mata uang tertentu, terutama dalam menghadapi ketidakpastian global yang kian meningkat. Dengan demikian, strategi BofA tidak hanya mencerminkan pandangan institusi besar, tetapi juga dapat menjadi panduan berharga bagi pelaku pasar yang mencari peluang di tengah gejolak.