
Harga Bitcoin melonjak mendekati Rp1,97 miliar didorong arus masuk dana investor institusi, reli Ether, dan wacana Bitcoin sebagai aset cadangan nasional. Simak analisis pasar dan sentimennya.
KabarPialang – Harga Bitcoin kembali menjadi sorotan global setelah mendekati puncak tertinggi sepanjang masa, didorong oleh derasnya aliran dana dari investor institusi serta langkah sejumlah perusahaan besar yang mulai mengalihkan sebagian cadangan kas mereka ke aset digital ini. Data terbaru menunjukkan peningkatan harga yang signifikan, mempertegas posisi Bitcoin sebagai salah satu aset investasi yang semakin diakui secara global.
Mengutip laporan Bloomberg pada Selasa (12/8/2025), harga Bitcoin sempat naik 3,3% hingga menembus US$122.000, hanya sedikit di bawah rekor yang tercapai pada pertengahan Juli lalu. Reli ini juga mengerek harga Ether di atas US$4.300, yang merupakan level tertinggi sejak Desember 2021.
Di Indonesia, harga Bitcoin pada bursa kripto Indodax tercatat mencapai Rp1,95 miliar pada pukul 08.21 WIB, naik 0,49% dalam 24 jam terakhir dan sempat menyentuh Rp1,98 miliar. Bursa Pintu mencatat harga BTC di kisaran Rp1,945 miliar. Lonjakan ini mencerminkan minat yang terus meningkat dari pelaku pasar besar terhadap aset kripto, terutama Bitcoin.
Data dan Arus Dana Kripto Global
Menurut Coingecko, perusahaan-perusahaan yang fokus mengakumulasi aset digital kini memegang cadangan Bitcoin senilai US$113 miliar. Sementara itu, untuk Ether, entitas serupa telah mengoleksi token senilai US$13 miliar berdasarkan data strategicethreserve.xyz.
Rachael Lucas, analis dari BTC Markets, menilai bahwa penguatan harga ini tidak lepas dari aliran dana stabil dari investor institusi, pembelian melalui kas perusahaan, dukungan ETF spot di AS, dan perubahan sentimen akibat kebijakan tarif baru Amerika Serikat terhadap emas batangan.
“Dengan emas menghadapi hambatan pasokan dan risiko kebijakan, Bitcoin semakin dilihat sebagai penyimpan nilai global yang bebas tarif,” ungkap Lucas.
Ia juga menyebut bahwa target terdekat Bitcoin adalah menembus US$123.205, dengan area support di sekitar US$116.000 jika tren melemah.
Respons Pasar dan Dukungan Publik Figur
Reli ini mendapat sorotan dari Eric Trump, putra Presiden Donald Trump, yang memiliki kepentingan di sektor aset digital. Melalui akun X, ia menyatakan kegembiraannya melihat reli Ether dan mendorong publik untuk tidak bertaruh melawan BTC maupun ETH.
Dari sisi korporasi, Alt5 Sigma Corp., perusahaan bioteknologi yang kini beralih fokus ke keuangan, mengumumkan rencana menggalang dana hingga US$1,5 miliar untuk mengelola cadangan token kripto terkait proyek Trump. Langkah ini dinilai berpotensi memberikan dorongan tambahan bagi pasar kripto.
Optimisme di Pasar Opsi
Sentimen positif juga terlihat pada pasar opsi Ether, di mana rasio put-call berada di level 0,40. Konsentrasi tertinggi opsi call untuk jatuh tempo 26 Desember ada pada harga US$6.000. Sean McNulty dari FalconX Ltd. mengatakan mayoritas posisi perdagangan Bitcoin dan Ether mengarah ke opsi call untuk September dan Desember, sejalan dengan ekspektasi pemangkasan suku bunga serta meningkatnya adopsi institusi tradisional.
Michael Saylor melalui perusahaannya Strategy mengumumkan pembelian 155 Bitcoin senilai US$18 juta, mengerek total kepemilikan menjadi lebih dari US$75 miliar. Saham perusahaannya pun menguat 3% menjadi US$406,95.
Wacana Bitcoin sebagai Aset Cadangan Nasional
Di dalam negeri, muncul wacana strategis untuk menjadikan Bitcoin sebagai salah satu opsi aset cadangan nasional. Antony Kusuma, Vice President Indodax, menilai peluang ini sangat menjanjikan mengingat sifat Bitcoin yang desentralistik dan tahan inflasi. Namun, ia menekankan perlunya kajian jangka panjang yang berbasis data, melibatkan lintas sektor, dan selaras dengan kepentingan nasional.
Ia juga menekankan pentingnya sinergi antara pelaku industri, regulator, dan lembaga pengelola kekayaan negara seperti BPI Danantara agar kebijakan ini dapat bersifat adaptif sekaligus akuntabel. Wacana ini semakin ramai dibahas setelah komunitas Bitcoin Indonesia diundang ke kantor Wakil Presiden RI, meskipun pihak terkait menegaskan bahwa diskusi tersebut masih bersifat eksploratif.
“Perlu dipahami bahwa pembahasan ini belum menjadi keputusan resmi pemerintah, sehingga tidak sepatutnya menjadi dasar spekulasi investasi,” jelas Antony.
Prospek Pasar Kripto Indonesia
Menurut data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), nilai transaksi kripto di Indonesia hingga pertengahan 2025 telah mencapai Rp224,11 triliun, dengan jumlah pengguna mencapai 15,85 juta orang. Angka ini menunjukkan betapa cepatnya adopsi aset digital di tanah air.
Dengan kombinasi faktor global seperti arus dana institusi, dukungan publik figur, dan perkembangan di pasar derivatif, Bitcoin tampaknya berada pada jalur yang cukup solid untuk kembali mencetak rekor baru. Di sisi lain, diskusi mengenai Bitcoin sebagai aset cadangan nasional bisa menjadi salah satu langkah strategis yang mengubah wajah sistem keuangan Indonesia dalam jangka panjang.