BEI cabut suspensi RATU dan MORA 2025 setelah lonjakan harga hingga 428%. Simak 5 data kenaikan terpenting.
KabarPialang – Bursa Efek Indonesia (BEI) resmi mencabut penghentian sementara perdagangan dua saham yang sebelumnya menjadi sorotan besar pasar: PT Raharja Energi Cepu Tbk (RATU) dan PT Mora Telematika Indonesia Tbk (MORA). Kedua saham ini menjadi buah bibir investor setelah mengalami lonjakan harga kumulatif yang dinilai tidak wajar, sehingga regulator menerapkan mekanisme cooling down untuk meredakan tekanan beli dan menstabilkan pasar.
Setelah suspensi dicabut pada awal Desember 2025, muncul banyak pertanyaan di kalangan investor:
Apakah tren kenaikan akan berlanjut? Apakah volatilitas justru semakin tinggi? Artikel ini mengulas secara lengkap alasan pencabutan suspensi, data lonjakan harga, hingga dampaknya bagi investor.
Pembukaan Kembali Perdagangan Saham RATU oleh BEI
BEI mengumumkan bahwa suspensi Saham RATU resmi dicabut pada sesi I perdagangan 1 Desember 2025. Pengumuman ini merujuk pada surat keputusan sebelumnya yang membekukan perdagangan karena pola kenaikan agresif yang dinilai tidak mencerminkan kondisi fundamental.
Menurut BEI, cooling down telah memberikan waktu yang cukup bagi pelaku pasar untuk mencerna pergerakan harga dan meredam potensi spekulasi berlebihan. Regulasi ini juga bertujuan menjaga perdagangan tetap berlangsung secara wajar, teratur, dan efisien.
Mengapa RATU Disuspensi?
Saham RATU mengalami lonjakan harga signifikan dalam waktu singkat. Kenaikan kumulatif yang begitu besar memunculkan kekhawatiran bahwa minat beli telah bergerak terlalu cepat tanpa didukung informasi material.
Kepala Divisi Pengawasan Transaksi BEI, Yulianto Aji Sadono, menjelaskan bahwa cooling down harus dilakukan untuk mencegah terjadinya distorsi harga dan melindungi investor, khususnya ritel, dari pergerakan yang terlalu volatil.
Data Lonjakan Harga RATU yang Menjadi Pusat Perhatian
Sebelum terkena suspensi, RATU mencatatkan pergerakan harga yang sangat agresif. Dalam hitungan hari, saham ini menjadi salah satu top mover di bursa.
Angka Kenaikan Saham RATU:
- 28 November 2025: naik 6,36% ke Rp12.125
- Dalam 1 pekan: melonjak 23,10%
- Dalam 1 bulan: meroket 77,01%
Kenaikan hampir 80% dalam 30 hari menjadi sinyal kuat bagi BEI untuk melakukan pengawasan. Setelah suspensi dicabut, tren positif ternyata belum berhenti. Pada perdagangan 1 Desember 2025, RATU kembali menguat 2,06% ke Rp12.375.
Apakah Kenaikan RATU Akan Berlanjut?
Tidak bisa dipungkiri, antusiasme investor terhadap RATU masih terlihat. Namun, sejumlah risiko tetap perlu diperhatikan:
- Kenaikan cepat tanpa fundamental solid rentan berbalik arah
- Volatilitas cenderung meningkat setelah suspensi dicabut
- Sentimen pasar bisa berubah drastis dalam waktu singkat
- Valuasi berisiko menjadi terlalu mahal
Investor perlu menilai kembali apakah pergerakan ini benar-benar didukung katalis perusahaan atau hanya efek FOMO pasar.
Saham MORA Juga Resmi Kembali Diperdagangkan
Selain RATU, BEI juga mengakhiri suspensi atas Saham MORA, yang sebelumnya dihentikan sejak 17 November 2025. Jika dibandingkan, lonjakan harga MORA bahkan jauh lebih ekstrem dan mencuri perhatian pelaku pasar.
Mengapa MORA Disuspensi?
Alasan utamanya sama: lonjakan harga kumulatif yang tidak wajar dalam waktu singkat. Saham MORA memperlihatkan pola kenaikan yang sering dikaitkan dengan risiko tinggi seperti pump and dump.
Cooling down dilakukan untuk menahan pergerakan berlebihan dan mencegah investor masuk di harga pucuk yang rentan koreksi tajam.
Lonjakan Harga MORA Sebelum Suspensi
Saham MORA mencatatkan salah satu kenaikan bulanan paling agresif di bursa dalam beberapa tahun terakhir.
Data Kenaikan Saham MORA:
- Hari sebelum suspensi: naik 19,70% ke Rp6.075
- Dalam 1 pekan: melonjak 133,65%
- Dalam 1 bulan: meroket 428,26%
Dengan kenaikan lebih dari 4 kali lipat dalam 30 hari, wajar jika BEI menganggap situasi ini terlalu panas. Minimnya sentimen fundamental yang diumumkan perusahaan juga membuat kenaikan tersebut semakin mencurigakan.
Menariknya, pada hari pertama setelah suspensi dicabut (1 Desember 2025), MORA stagnan di Rp6.075, menandakan bahwa pasar memilih berhati-hati dan menunggu arah pergerakan baru.
Dampak Pencabutan Suspensi bagi Investor
Membuka kembali perdagangan setelah cooling down tidak serta-merta membuat harga stabil. Justru sebaliknya, fase pasca-suspensi biasanya penuh ketidakpastian.
Potensi Dampak bagi Investor:
1. Volatilitas Tinggi
Saham yang baru keluar dari cooling down sering bergerak liar, dengan rentang perdagangan yang lebar.
2. Likuiditas Pulih Tapi Sentimen Campuran
Sebagian investor melakukan profit taking, sementara lainnya mencoba memanfaatkan momentum.
3. Risiko Koreksi Tajam Tetap Ada
Kenaikan agresif cenderung diikuti fase normalisasi harga.
4. Perlu Penguatan Analisis Fundamental
Jika tidak ada katalis konkret, reli harga yang ekstrem biasanya tidak berkelanjutan.
Apa yang Harus Dilakukan Investor?
Untuk menghadapi kondisi ini, investor perlu menerapkan strategi yang lebih disiplin dan terukur.
Rekomendasi bagi Investor:
- Evaluasi Risiko Secara Keseluruhan
Harga RATU dan MORA kini berada di level tinggi, sehingga ruang koreksi terbuka lebar. - Jangan Terjebak Euforia
Pergerakan ekstrem sering kali tidak menggambarkan fundamental perusahaan. - Gunakan Manajemen Risiko Ketat
Terapkan stop-loss, batasi ukuran posisi, dan hindari all-in. - Pantau Volume & Sentimen
Perubahan volume bisa menjadi petunjuk arah pergerakan berikutnya.
Pencabutan suspensi RATU dan MORA oleh BEI menjadi perhatian besar pelaku pasar karena kedua saham ini menunjukkan lonjakan harga luar biasa dalam waktu singkat. Meski pembukaan suspensi memberi kesempatan bagi pasar untuk kembali aktif, risiko volatilitas tetap tinggi. Investor perlu berhati-hati, mengutamakan analisis fundamental, dan tidak terbawa sentimen jangka pendek.





