
Nilai tukar rupiah hari ini, Selasa (3/6/2025), ditutup melemah 0,34% ke level Rp 16.309 per dolar AS. Rupiah jadi mata uang Asia dengan pelemahan terdalam, sementara dolar AS menguat.
KabarPialang – Jakarta, 3 Juni 2025 Nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) mengalami pelemahan signifikan pada perdagangan Selasa (3/6/2025). Berdasarkan data pasar spot, rupiah ditutup di level Rp 16.309 per dolar AS, melemah sebesar 0,34% dibandingkan penutupan hari sebelumnya di Rp 16.253 per dolar AS.
Pelemahan ini menjadikan rupiah sebagai mata uang dengan performa terburuk di kawasan Asia pada hari ini. Dalam daftar mata uang Asia yang mengalami depresiasi terhadap dolar AS, posisi rupiah diikuti oleh rupee India yang turun 0,15%, dolar Singapura dan dolar Taiwan yang masing-masing melemah 0,15% dan 0,14%, serta yen Jepang yang terkoreksi 0,10%. Selain itu, baht Thailand melemah 0,07% dan peso Filipina turun tipis 0,004%.
Sementara itu, sejumlah mata uang Asia lainnya justru mencatatkan penguatan terhadap greenback. Ringgit Malaysia menguat 0,23%, diikuti yuan China dan won Korea Selatan yang sama-sama naik 0,11%, serta dolar Hong Kong yang menguat 0,01%.
Kondisi nilai tukar rupiah hari ini mencerminkan tekanan eksternal yang masih membayangi pasar keuangan domestik. Dolar AS menunjukkan performa menguat, tercermin dari naiknya indeks dolar AS ke level 98,88 dibandingkan posisi sehari sebelumnya di 98,70. Indeks ini mengukur kekuatan dolar AS terhadap enam mata uang utama dunia, termasuk euro, yen Jepang, dan poundsterling Inggris.
Faktor yang Mempengaruhi Kurs Rupiah Hari Ini
Pelemahan nilai tukar rupiah dipengaruhi oleh beberapa faktor eksternal, di antaranya ekspektasi pasar terhadap arah kebijakan suku bunga The Fed dan kondisi ekonomi global yang masih penuh ketidakpastian. Ketegangan geopolitik serta data ekonomi AS yang solid mendorong penguatan dolar AS dan meningkatkan arus modal keluar dari negara berkembang, termasuk Indonesia.
Selain faktor eksternal, investor juga cenderung bersikap wait and see menjelang rilis data ekonomi domestik seperti inflasi dan pertumbuhan ekonomi kuartalan.
Prospek Kurs Rupiah ke Depan
Analis memperkirakan bahwa pergerakan rupiah dalam jangka pendek akan tetap dipengaruhi oleh sentimen global, terutama arah kebijakan moneter Amerika Serikat. Jika dolar AS terus menunjukkan tren penguatan, tekanan terhadap rupiah kemungkinan akan berlanjut.
Namun, fundamental ekonomi Indonesia yang relatif stabil dapat menjadi penahan agar depresiasi tidak terjadi lebih dalam. Intervensi Bank Indonesia melalui pasar valas dan obligasi juga menjadi faktor penting dalam menjaga stabilitas nilai tukar rupiah ke depan.