
Futures emas menguat 0,07% di sesi Eropa, didukung pelemahan teknikal dolar. Harga perak juga naik tipis, sementara tembaga tertekan. Simak analisis lengkap pergerakan harga logam mulia.
KabarPialang – Harga emas berjangka (futures) mencatat kenaikan moderat pada sesi perdagangan Eropa hari Jumat, di tengah volatilitas pasar dan sentimen investor yang cenderung berhati-hati menjelang rilis data ekonomi penting dari Amerika Serikat. Kenaikan harga logam mulia ini terjadi meski dolar AS turut mengalami penguatan terhadap enam mata uang utama lainnya.
Mengacu pada data dari Divisi Comex New York Mercantile Exchange, kontrak emas untuk pengiriman Agustus 2025 diperdagangkan pada level USD3.345,31 per troy ons, atau naik sebesar 0,07% pada waktu penulisan. Kenaikan ini mencerminkan masih kuatnya minat terhadap aset lindung nilai di tengah ketidakpastian kebijakan suku bunga global.
Level Support dan Resistance Emas
Dalam sesi perdagangan sebelumnya, emas sempat menyentuh level tertinggi harian, meski tidak disebutkan secara spesifik dalam data terkini. Secara teknikal, harga emas berpotensi mendapatkan dukungan (support) kuat di area USD3.250,50, sedangkan resistansi terdekat berada di sekitar USD3.376,90 per troy ons.
Dengan kisaran tersebut, investor dan trader emas jangka pendek dihadapkan pada dua arah kemungkinan: penguatan lanjutan jika harga menembus level resistance atau koreksi teknikal bila tidak mampu bertahan di atas support kritikal.
Dolar AS Ikut Menguat, Tapi Tak Tekan Emas
Di sisi lain, Indeks Dolar AS Berjangka, yang mengukur kinerja dolar AS terhadap enam mata uang utama dunia, tercatat naik sebesar 0,14% dan diperdagangkan di level USD96,68. Biasanya, penguatan dolar AS berpotensi menekan harga emas karena membuat emas lebih mahal bagi pemegang mata uang lain. Namun, kali ini penguatan emas dan dolar AS terjadi bersamaan, menandakan pasar tengah merespons faktor lain seperti data inflasi, sinyal suku bunga, dan tensi geopolitik.
Penguatan dolar ini kemungkinan mencerminkan sentimen investor yang lebih condong ke arah safe haven karena kekhawatiran terhadap ketidakpastian ekonomi global, termasuk potensi perlambatan ekonomi AS dan Eropa.
Harga Perak dan Tembaga: Kontras Arah
Selain emas, logam mulia lainnya juga mencatat pergerakan berbeda di pasar Comex:
-
Perak untuk pengiriman September naik 0,11% ke USD37,13 per troy ons. Kenaikan ini relatif sejalan dengan tren emas, mencerminkan adanya minat yang masih bertahan pada logam mulia, meski dalam skala lebih kecil.
-
Sementara itu, harga tembaga untuk pengiriman September justru tertekan cukup dalam, turun 1,55% ke USD5,06 per pon. Penurunan ini kemungkinan besar dipicu oleh kekhawatiran terhadap permintaan industri dari Tiongkok dan prospek pertumbuhan global yang melambat.
Tembaga sering dianggap sebagai indikator pertumbuhan ekonomi global, sehingga pelemahan harga menandakan kekhawatiran pasar terhadap pelemahan manufaktur dan konstruksi di negara-negara utama seperti China, Jerman, dan AS.
Apa yang Mendorong Pergerakan Emas?
Ada beberapa faktor yang mendasari pergerakan harga emas saat ini:
-
Ekspektasi Kebijakan Suku Bunga The Fed
Meskipun The Fed belum memberikan sinyal pasti terkait waktu penurunan suku bunga, pelaku pasar mulai memperkirakan bahwa puncak suku bunga sudah tercapai. Hal ini mendukung harga emas karena menurunkan yield obligasi yang bersaing dengan emas. -
Tensi Geopolitik dan Ketidakpastian Global
Konflik yang masih berlangsung di berbagai kawasan seperti Ukraina, Timur Tengah, serta kekhawatiran terhadap stabilitas politik di beberapa negara Asia membuat investor mencari aset aman. -
Kondisi Pasar Saham dan Obligasi
Kinerja pasar saham yang mulai stagnan di tengah valuasi tinggi juga mendorong peralihan sebagian dana ke aset safe haven seperti emas dan perak.
Outlook Pasar Logam Mulia ke Depan
Jika kondisi saat ini terus berlanjut, terutama bila The Fed mulai memberikan sinyal dovish dalam beberapa pekan ke depan, harga emas diperkirakan berpotensi menembus level psikologis USD3.400 per troy ons. Namun, jika data ekonomi AS terus menunjukkan kekuatan, seperti data non-farm payrolls yang tinggi atau inflasi yang membandel, maka potensi koreksi teknikal juga perlu diwaspadai.
Untuk perak, selama mampu bertahan di atas USD36,50, peluang kenaikan jangka pendek masih terbuka. Adapun tembaga kemungkinan akan tetap volatil dengan kecenderungan melemah jika tidak ada katalis positif dari sisi permintaan industri, khususnya dari China.
Emas Masih Jadi Pilihan di Tengah Ketidakpastian
Kenaikan harga emas di sesi perdagangan Eropa menandakan bahwa logam mulia ini masih menjadi pilihan utama investor global dalam menghadapi berbagai ketidakpastian. Walau penguatan dolar AS biasanya menjadi penghalang bagi harga emas, pasar saat ini tampaknya memberi bobot lebih pada prospek penurunan suku bunga dan tensi geopolitik.
Pergerakan yang stabil dan cenderung positif ini memberi sinyal bahwa emas masih memiliki ruang untuk menguat dalam jangka menengah, terutama jika inflasi global kembali terkendali dan bank sentral mulai melonggarkan kebijakan.