
Samsung menunda pembangunan pabrik chip raksasa di Texas karena kurangnya pelanggan, berdampak langsung pada saham ASML. Bagaimana ini mempengaruhi prospek industri semikonduktor global?
KabarPialang – Raksasa teknologi asal Korea Selatan, Samsung Electronics, dilaporkan menunda penyelesaian pabrik semikonduktor senilai lebih dari $37 miliar di Texas, Amerika Serikat, akibat kekurangan pelanggan. Keputusan ini segera berdampak pada salah satu pemasok utamanya, ASML Holding NV, yang sahamnya tercatat turun 0,9% usai laporan dari Nikkei Asia mencuat.
Samsung sebenarnya telah menunjukkan komitmen besar terhadap proyek ekspansi manufaktur chip ini. Pada Desember 2024 lalu, mereka bahkan menerima hibah sebesar $4,7 miliar dari pemerintah AS melalui program CHIPS and Science Act yang didorong pemerintahan Presiden Joe Biden. Program ini dirancang untuk memulihkan dominasi Amerika Serikat dalam industri teknologi tinggi, khususnya semikonduktor, dan mengurangi ketergantungan pada rantai pasok global yang berisiko.
Namun, laporan terbaru mengungkap bahwa instalasi peralatan penuh di fasilitas baru Texas ditunda. Sumber dalam yang berbicara ke Nikkei Asia menyatakan bahwa Samsung kesulitan memperoleh jumlah pelanggan yang cukup untuk mendukung volume produksi pabrik tersebut. Artinya, meskipun proyek ini masif secara nilai dan strategis, kejelasan komersialnya masih belum solid.
ASML Terdampak Langsung, Prospek 2025 Disorot
Penundaan proyek Samsung memberi dampak langsung pada ASML, produsen peralatan litografi semikonduktor asal Belanda yang menjadi satu-satunya perusahaan di dunia yang mampu memproduksi mesin EUV (Extreme Ultraviolet Lithography). Teknologi ini sangat krusial dalam proses produksi chip paling canggih, termasuk untuk fabrikasi 3nm dan 2nm.
Samsung merupakan salah satu pelanggan strategis ASML, bersama Taiwan Semiconductor Manufacturing Company (TSMC) dan Intel. Pabrik Texas yang ditunda ini sebelumnya digadang-gadang sebagai salah satu titik utama pemanfaatan teknologi EUV terbaru dari ASML.
Akibat penundaan ini, para analis memperkirakan bahwa pendapatan ASML pada tahun fiskal 2025 bisa menurun dari proyeksi sebelumnya, terutama jika tidak ada proyek pengganti yang sepadan dalam jangka pendek.
CHIPS Act: Harapan vs Realitas
CHIPS and Science Act awalnya dipuji sebagai terobosan kebijakan AS untuk mengembalikan keunggulan manufaktur chip domestik. Dengan total anggaran lebih dari $52 miliar, program ini membiayai berbagai fasilitas semikonduktor dari perusahaan lokal maupun asing, termasuk Samsung dan TSMC.
Namun, penundaan oleh Samsung ini memunculkan kekhawatiran bahwa dukungan pemerintah saja tidak cukup tanpa permintaan pasar yang kuat. Dalam industri chip, investasi triliunan rupiah harus diimbangi dengan mitra strategis dan pelanggan tetap.
Menurut pengamat industri dari TechInsights, Mark Liu, kegagalan dalam mengamankan pelanggan besar bisa menjadi hambatan utama proyek seperti ini.
“Biaya pembangunan fasilitas chip sangat besar. Tanpa prospek jangka panjang yang pasti, bahkan hibah dari pemerintah bisa menjadi tidak efektif,” ujar Liu.
Dampak Luas di Industri Semikonduktor
Keputusan Samsung ini menjadi alarm bagi sektor semikonduktor secara global. Pasalnya, perusahaan chip di seluruh dunia saat ini menghadapi tantangan overcapacity akibat ekspansi besar-besaran pasca pandemi, di saat permintaan pasar melambat.
Selain itu, ketegangan geopolitik antara AS dan Tiongkok turut mempersulit pergerakan produsen chip. Banyak perusahaan menunda rencana ekspansi mereka karena ketidakpastian regulasi ekspor, fluktuasi harga komoditas, serta penurunan permintaan elektronik konsumen.
Untuk ASML sendiri, tantangan ini datang setelah kuartal sebelumnya menunjukkan tanda-tanda pelambatan pertumbuhan. Laporan keuangan perusahaan pada Q1 2025 menunjukkan bahwa order backlog masih kuat, tetapi adanya proyek-proyek besar yang tertunda bisa mengubah arah dalam jangka menengah.
Bagaimana Pasar Merespons?
Pasar merespons berita ini dengan penurunan moderat di saham ASML, namun potensi tekanan lanjutan bisa muncul jika penundaan berlangsung lama. Saham Samsung juga mengalami penurunan ringan, meskipun investor tampaknya belum melakukan aksi jual besar-besaran.
Sektor semikonduktor secara keseluruhan menunjukkan tren negatif tipis pada hari yang sama. Philadelphia Semiconductor Index (SOX) turun 0,4%, mencerminkan kekhawatiran umum terhadap permintaan industri.
Proyek Chip Butuh Kepastian Pasar
Penundaan proyek Samsung di Texas menyoroti realitas keras industri semikonduktor: investasi besar tidak menjamin hasil, tanpa dukungan pelanggan dan strategi jangka panjang yang matang.
Bagi ASML, ini menjadi ujian untuk memperluas portofolio klien dan menjaga pipeline pesanan tetap penuh. Sementara itu, bagi AS dan dunia, pelajaran pentingnya adalah bahwa membangun pabrik chip bukan hanya soal uang dan teknologi, tapi juga tentang membangun ekosistem yang benar-benar berkelanjutan.