
KabarPialang – Memasuki usia ke-48, Pasar Modal Indonesia meluncurkan inovasi likuiditas saham dan layanan reksa dana PME. OJK dan SRO teguhkan komitmen membangun ekonomi mandiri, berdaulat, dan maju.
Pasar Modal Indonesia Masuki Usia Emas, Teguhkan Visi Ekonomi Mandiri
Senin, 11 Agustus 2025 menjadi momen penting bagi dunia keuangan nasional. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bersama tiga Self-Regulatory Organization (SRO) pasar modal Indonesia — PT Bursa Efek Indonesia (BEI), PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI), dan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) — memperingati 48 Tahun Diaktifkannya Kembali Pasar Modal Indonesia.
Dengan mengusung tema “Mewujudkan Ekonomi Mandiri, Berdaulat, dan Maju Bersama”, perayaan ini tidak hanya menjadi simbol perjalanan panjang pasar modal, tetapi juga penegasan komitmen untuk terus berinovasi demi kemajuan ekonomi nasional.
Seremoni Pembukaan Perdagangan dan Konferensi Pers
Puncak acara diawali dengan seremoni pembukaan perdagangan di Main Hall BEI yang dihadiri pejabat OJK, direksi SRO, pelaku industri, serta perwakilan investor. Usai seremoni, OJK dan SRO menggelar konferensi pers untuk memaparkan capaian, tantangan, dan rencana strategis pasar modal ke depan.
Dalam kesempatan ini, dua inisiatif besar resmi diluncurkan, yang diproyeksikan akan memperkuat ekosistem pasar modal Indonesia.
Dua Terobosan Baru untuk Likuiditas dan Investasi
1. Lisensi Perdana Liquidity Provider Saham
PT Phintraco Sekuritas mendapat lisensi pertama sebagai Liquidity Provider Saham. Peran ini diharapkan mampu meningkatkan likuiditas perdagangan serta memberikan kemudahan transaksi bagi investor ritel maupun institusional. Likuiditas yang terjaga menjadi kunci dalam menjaga kestabilan harga dan menarik minat investor baru.
2. Partisipasi Efek Reksa Dana dalam Layanan PME
OJK dan SRO juga mengumumkan langkah strategis memperluas layanan Pinjam Meminjam Efek (PME) dengan memasukkan efek reksa dana sebagai instrumen yang dapat dipinjamkan. Inovasi ini membuka peluang strategi investasi yang lebih beragam, meningkatkan efisiensi pasar, dan memberi fleksibilitas bagi manajer investasi.
Edukasi dan Literasi: Mendorong Partisipasi Masyarakat
Peringatan HUT ke-48 ini tidak hanya berfokus pada aspek teknis pasar, tetapi juga mengedepankan edukasi dan literasi keuangan.
Beberapa program unggulan yang diluncurkan antara lain:
-
Dukungan terhadap Program “Sekolah Rakyat” untuk meningkatkan akses pendidikan dasar di daerah tertinggal.
-
Program Edukasi 30.000 Mahasiswa, yang melibatkan kampus-kampus di seluruh Indonesia dalam kegiatan literasi pasar modal.
-
Pencanangan Kampus Penggerak Literasi & Inklusi Pasar Modal, menjadikan perguruan tinggi sebagai pusat penyebaran pengetahuan investasi.
-
Virtual Trading Competition 2025 powered by IDX Mobile, kompetisi simulasi perdagangan saham yang memadukan edukasi dan pengalaman langsung.
Capital Market Run dan Agenda Tahunan Lainnya
Untuk menjangkau publik lebih luas, SRO menggelar Capital Market Run, sebuah ajang lari terbuka yang menggabungkan olahraga, sosialisasi, dan edukasi pasar modal.
Agenda tahunan lain yang kembali hadir meliputi:
-
Sosialisasi dan Edukasi Pasar Modal Terpadu (SEPMT)
-
Capital Market Summit & Expo (CMSE)
-
Public Expose Live
-
CEO Networking
-
Kompetisi Konten Media Sosial
-
IFA International Conference
-
Turnamen Olahraga dan CSR
-
Media Gathering serta lomba foto dan artikel jurnalistik khusus bagi jurnalis.
CSR Wujud Nyata Kepedulian Sosial
Komitmen pasar modal tidak hanya untuk investor, tetapi juga untuk masyarakat luas. Tahun ini, SRO mengalokasikan Rp2,4 miliar yang berasal dari fee transaksi bursa dan jasa kustodian pada 8 Agustus 2025.
Dana CSR tersebut akan digunakan untuk:
-
Pembangunan infrastruktur kesehatan di wilayah terpencil
-
Program penanganan stunting untuk generasi sehat dan produktif
-
Penyediaan sarana pendidikan di daerah yang minim fasilitas
-
Donor darah massal di berbagai kota besar dan kecil
Menuju Pasar Modal yang Lebih Kuat dan Inklusif
Memasuki usia ke-48, Pasar Modal Indonesia telah mengalami transformasi besar, baik dari sisi regulasi, teknologi, maupun tingkat partisipasi publik. Inovasi seperti lisensi Liquidity Provider dan keterlibatan efek reksa dana dalam PME menjadi bukti nyata bahwa pasar modal terus beradaptasi dengan kebutuhan zaman.
Dengan kombinasi antara penguatan ekosistem, peningkatan literasi, dan kontribusi sosial, pasar modal Indonesia diharapkan semakin likuid, efisien, dan inklusif. Ke depan, perannya akan semakin vital dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional yang mandiri dan berdaya saing di tingkat global.