
IHSG dibuka menguat di zona hijau pada 9 Juli 2025, didorong oleh debut dua emiten baru. Meski dibayangi ketidakpastian kebijakan tarif AS, sentimen pasar tetap optimis.
KabarPialang – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) memulai perdagangan hari Rabu, 9 Juli 2025, dengan semangat baru. Menguat 0,21% ke level 6.918,31 pada pembukaan, indeks utama Bursa Efek Indonesia ini menunjukkan sinyal positif dari pelaku pasar domestik, terutama karena dua emiten anyar resmi mencatatkan sahamnya hari ini.
Tak butuh waktu lama, IHSG kembali melanjutkan penguatannya beberapa menit setelah bel pembukaan. Tercatat, 172 saham bergerak naik, 60 terkoreksi, dan 266 stagnan. Aktivitas pasar pun cukup semarak dengan nilai transaksi mencapai Rp 157 miliar, melibatkan 351 juta saham dalam lebih dari 18 ribu kali transaksi hanya dalam sesi awal perdagangan.
Kehadiran dua emiten baru, yakni PT Cakra Buana Resources Energi Tbk (CDIA) dan PT Bank Coin Indonesia Tbk (COIN), menjadi salah satu penopang optimisme investor. Keduanya mencuri perhatian pasar sejak masa penawaran awal (initial offering) dengan mencatatkan minat investor yang tinggi. Harapan besar kini disematkan pada performa saham perdana mereka, yang diyakini bisa memberikan dampak positif pada pergerakan indeks hari ini.
Bursa Asia Bergerak Variatif, Pasar Menanti Kepastian Tarif Trump
Sementara itu, bursa saham di kawasan Asia-Pasifik bergerak dalam pola variatif. Hal ini tak lepas dari pernyataan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang kembali mengubah arah kebijakannya terkait pemberlakuan tarif perdagangan baru yang dijadwalkan efektif per 1 Agustus 2025. Ketidakjelasan arah kebijakan ini menciptakan ketidakpastian baru di pasar global.
Mengutip laporan CNBC International, pada pukul 08.11 pagi waktu Singapura, indeks Nikkei 225 Jepang menguat sebesar 0,33%, sedangkan indeks Topix mencatat kenaikan lebih ringan sebesar 0,17%. Sentimen positif juga tergambar dari kontrak berjangka Nikkei yang naik menjadi 40.055 di Chicago dan 39.820 di Osaka, dibandingkan dengan penutupan hari sebelumnya di level 39.688,81.
Pasar Korea Selatan mencatat pergerakan yang cenderung datar, dengan indeks Kospi tidak banyak berubah, sementara indeks Kosdaq yang berisi saham-saham kapitalisasi kecil naik 0,29%. Di sisi lain, bursa Australia sedikit terkoreksi, dengan indeks S&P/ASX 200 turun sebesar 0,26%.
Pasar Domestik Waspada, Tapi Optimistis
Di tengah kabut ketidakpastian global, pelaku pasar domestik tetap menaruh harapan pada stabilitas ekonomi dalam negeri. Meski kebijakan tarif AS masih menjadi momok, sejumlah analis memprediksi bahwa Indonesia memiliki ruang untuk melakukan negosiasi dagang yang menguntungkan. Langkah-langkah diplomatik dan perdagangan yang ditempuh pemerintah Indonesia terhadap kebijakan Trump dipandang sebagai katalis potensial bagi pemulihan pasar dalam waktu dekat.
Selain itu, saat ini IHSG tengah berada dalam fase konsolidasi usai mengalami tren penurunan minor dalam beberapa pekan terakhir. Situasi ini membuka peluang bagi indeks untuk memulai tren bullish, terutama jika sentimen positif dari dalam negeri—seperti IPO emiten baru dan kestabilan data ekonomi makro—berlanjut dalam beberapa hari ke depan.
Momentum IPO Jadi Angin Segar di Tengah Tantangan
Debut perdana saham CDIA dan COIN menjadi pendorong utama optimisme pasar hari ini. Keduanya berasal dari sektor yang berbeda, yakni energi dan perbankan digital, yang masing-masing memiliki prospek cerah dalam beberapa tahun ke depan. CDIA, yang berfokus pada eksplorasi dan perdagangan energi, diyakini akan mendapat dorongan dari tren kebutuhan energi domestik yang terus meningkat. Sedangkan COIN, sebagai bank digital, memanfaatkan pertumbuhan ekonomi digital yang masif di Indonesia.
Antusiasme tinggi terhadap dua saham baru ini mencerminkan minat investor terhadap peluang investasi jangka menengah hingga panjang. Jika performa awal keduanya mampu bertahan atau bahkan melesat, bukan tak mungkin IPO emiten lain akan menyusul dalam waktu dekat, menciptakan efek domino positif terhadap likuiditas dan volume transaksi di pasar modal Indonesia.
Sinyal Optimisme di Tengah Ketidakpastian
Meskipun pasar global tengah dihadapkan pada ancaman kebijakan proteksionis dari Amerika Serikat, pasar modal Indonesia menunjukkan ketahanan yang cukup kuat. Pembukaan IHSG di zona hijau menjadi sinyal bahwa pelaku pasar masih percaya diri terhadap fundamental ekonomi dalam negeri.
Dua emiten baru yang masuk bursa hari ini juga menjadi simbol kepercayaan investor terhadap prospek jangka panjang pasar Indonesia. Dengan adanya potensi negosiasi terhadap tarif dagang AS, serta dukungan dari sektor riil dan digital dalam negeri, IHSG berpeluang untuk keluar dari fase konsolidasi dan melanjutkan penguatan ke depan.