
Saham Asia mencatat arus masuk dana segar hingga US$44,9 miliar pada Agustus 2025. China menjadi penyumbang terbesar, mendominasi arus modal global dan memperkuat posisinya di pasar regional.
KabarPialang – Pasar modal Asia kembali menunjukkan ketangguhan pada Agustus 2025. Menurut laporan terbaru, dana investasi jangka panjang atau long-only funds menyalurkan aliran modal besar-besaran ke ekuitas Asia Pasifik (kecuali Jepang), dengan total mencapai $44,9 miliar. Dari jumlah tersebut, China menjadi pemenang utama dengan menerima $39,7 miliar, atau hampir 90% dari total aliran dana bulan itu.
Lonjakan modal ini menandai optimisme investor global terhadap Asia, terutama di tengah tanda-tanda pemulihan ekonomi, kebijakan moneter yang lebih longgar di beberapa negara, serta ekspektasi pertumbuhan jangka menengah yang lebih kuat dibandingkan kawasan lain.
China Pimpin Arus Masuk Modal
Dominasi China dalam aliran dana Agustus terlihat jelas. Dari total $44,9 miliar, $39,7 miliar mengalir ke pasar saham China. Hal ini membantu memperkecil posisi underweight investor terhadap China jika dibandingkan benchmark global, yang kini menyusut menjadi $13,1 miliar.
Meski investor internasional sempat berhati-hati terhadap saham China akibat perlambatan ekonomi dan ketidakpastian regulasi, data terbaru menunjukkan sentimen berbalik positif. Investor menilai valuasi saham China kini lebih menarik, terutama di sektor teknologi, industri, dan keuangan.
Korea dan India Juga Menjadi Magnet Investor
Selain China, negara lain yang berhasil menarik minat investor global adalah Korea Selatan dan India. Korea menerima $1,9 miliar, sementara India mengantongi $1,4 miliar.
-
Korea Selatan tetap unggul berkat perusahaan teknologi besar seperti Samsung Electronics, yang terus menjadi magnet investor asing.
-
India mendapat keuntungan dari prospek pertumbuhan ekonomi yang kuat, konsumsi domestik yang tinggi, serta daya tarik sektor teknologi finansial dan perbankan.
Kedua pasar ini tetap menjadi pilihan utama investor global untuk diversifikasi portofolio selain China.
Sektor Industri dan Teknologi Jadi Primadona
Jika ditinjau berdasarkan sektor, arus modal terbesar masuk ke:
-
Industri – $9,8 miliar
-
Perangkat Keras Teknologi – $7,4 miliar
-
Perbankan – $4,8 miliar
Kecenderungan ini menunjukkan bahwa investor semakin optimis terhadap pemulihan manufaktur Asia, yang didukung oleh rantai pasok global yang lebih stabil dan meningkatnya permintaan ekspor. Sementara itu, sektor teknologi terus mendapat dukungan kuat karena transformasi digital dan inovasi perangkat keras yang pesat.
Saham-Saham yang Paling Diuntungkan
Beberapa saham menonjol sebagai penerima dana terbesar pada Agustus 2025:
-
Contemporary Amperex Technology Co. Limited (CATL): +$3,8 miliar
-
East Money Information: +$1,4 miliar
-
Samsung Electronics: +$1,1 miliar
-
Eoptolink Tech: +$1,0 miliar
CATL, sebagai raksasa baterai listrik, menjadi pusat perhatian seiring meningkatnya permintaan kendaraan listrik global. East Money, penyedia layanan keuangan digital, menarik investor karena pertumbuhan pesat sektor fintech.
Saham yang Tertekan: TSMC dan Alibaba
Tidak semua saham menikmati derasnya aliran dana. Dua nama besar justru mengalami arus keluar modal:
-
Taiwan Semiconductor Manufacturing Company (TSMC): –$1,6 miliar
-
Alibaba Group: –$0,7 miliar
Penjualan saham TSMC terjadi di tengah kekhawatiran soal overvaluasi dan tekanan geopolitik terkait industri semikonduktor. Sementara itu, Alibaba terus berjuang menghadapi persaingan ketat dan pengawasan regulasi di pasar domestik China.
Posisi Geografis: Overweight di Taiwan dan Korea
Meskipun dana masuk deras ke China, analisis menunjukkan bahwa investor global masih mempertahankan posisi overweight di Taiwan dan Korea. Kedua negara ini dianggap sebagai pusat teknologi Asia, terutama di bidang semikonduktor dan perangkat keras.
Sebaliknya, Australia dan India masih menjadi posisi underweight terbesar dalam portofolio global, meski India mencatat aliran positif bulan lalu. Hal ini menunjukkan adanya perbedaan pandangan investor terhadap prospek jangka panjang di masing-masing negara.
Implikasi untuk Pasar ke Depan
Arus masuk modal asing ke Asia pada Agustus 2025 menandakan pergeseran fokus investor global. Ketika pasar Amerika Serikat menghadapi ketidakpastian suku bunga dan Eropa bergulat dengan risiko resesi, Asia menawarkan kombinasi pertumbuhan tinggi, valuasi lebih murah, dan momentum kebijakan yang mendukung.
Jika tren ini berlanjut, kita bisa menyaksikan semakin kuatnya peran Asia sebagai pusat pertumbuhan pasar modal global, dengan China, Korea, dan India sebagai motor utama.
Agustus 2025 menjadi bulan emas bagi pasar saham Asia dengan total dana masuk $44,9 miliar, dipimpin oleh China $39,7 miliar, serta dukungan kuat ke Korea dan India. Sektor industri, teknologi, dan perbankan mendominasi, sementara saham unggulan seperti CATL dan Samsung Electronics mencatat arus masuk signifikan. Meski demikian, tekanan tetap ada bagi raksasa seperti TSMC dan Alibaba. Investor global tampaknya semakin percaya diri bahwa Asia adalah kawasan dengan prospek paling menjanjikan di tengah gejolak global.