
Pemerintah mengalokasikan Rp1,6 triliun untuk program replanting tebu guna mempercepat swasembada gula, membuka 1,6 juta lapangan kerja, dan memperkuat hilirisasi pertanian nasional.
KabarPialang – Pemerintah pusat kembali menegaskan keseriusannya dalam memperkuat sektor pertanian nasional, khususnya perkebunan tebu, melalui alokasi dana sebesar Rp1,6 triliun. Dana ini difokuskan untuk mendukung program replanting tebu, sebuah langkah strategis demi mewujudkan swasembada gula sekaligus menciptakan 1,6 juta lapangan kerja baru.
Langkah tersebut sejalan dengan arahan Presiden Prabowo Subianto, yang menekankan pentingnya hilirisasi sektor pertanian sebagai strategi nasional meningkatkan nilai tambah produk domestik. Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menjelaskan, program ini bukan hanya sebatas pergantian tanaman lama dengan bibit baru, tetapi juga mencakup pembongkaran ratoon, yaitu tunas tebu yang tumbuh dari batang sisa panen sebelumnya.
Hilirisasi Pertanian Jadi Prioritas Nasional
Menurut Amran, hilirisasi bukan lagi sekadar wacana, melainkan keharusan untuk mengangkat daya saing produk pertanian Indonesia. “Sesuai gagasan besar Bapak Presiden, hilirisasi harus mampu menciptakan nilai tambah. Untuk itu, pemerintah telah menyiapkan anggaran sebesar Rp9,95 triliun khusus penyediaan bibit unggul yang dibagikan secara gratis kepada petani. Dari total tersebut, Rp1,6 triliun difokuskan untuk sektor tebu,” ujar Amran dalam keterangan resminya, Rabu (24/9/2025).
Program ini juga diproyeksikan mencakup 100.000 hektare lahan perkebunan tebu di seluruh Indonesia. Dari jumlah tersebut, sekitar 70.000 hektare berada di Jawa Timur yang mencakup 26 kabupaten penghasil utama gula nasional. Pemerintah menargetkan percepatan implementasi dapat selesai dalam waktu tiga bulan.
Dukungan Nyata untuk Petani
Salah satu bentuk nyata dukungan pemerintah terlihat dari kebijakan pembongkaran ratoon. Biasanya, biaya untuk bongkar ratoon hanya berkisar Rp5.000 per hektare per tahun, namun kini naik hingga Rp17.000 per hektare—lebih dari 200% peningkatan nilai bantuan. Lonjakan dukungan ini, menurut Amran, menunjukkan betapa seriusnya pemerintah dalam memperhatikan kesejahteraan petani tebu.
“Pemerintah sudah mencairkan dana. Kesempatan ini harus dimanfaatkan oleh petani untuk segera melakukan replanting dan bongkar ratoon. Kami pastikan program ini akan terus berlanjut, tidak hanya tahun ini, tetapi juga di tahun-tahun mendatang,” tegas Amran.
Kolaborasi dengan PTPN Group dan SGN
Dalam pelaksanaan program hilirisasi ini, pemerintah menunjuk PTPN Group melalui PT Sinergi Gula Nasional (SGN) sebagai motor penggerak. SGN diberi mandat untuk mendampingi petani di lapangan sekaligus memastikan program replanting berjalan efektif.
Direktur Utama SGN, Mahmudi, menekankan bahwa hilirisasi perkebunan tebu merupakan amanah negara yang harus dikawal hingga mencapai tujuan besar: swasembada gula. “Kami tidak hanya berperan sebagai offtaker yang menyerap hasil panen, tetapi juga sebagai mitra strategis petani. Tim kami sudah turun langsung ke berbagai daerah untuk memberikan pendampingan teknis, termasuk percepatan bongkar ratoon dan replanting tebu,” jelas Mahmudi.
Ia menambahkan, SGN telah menyusun langkah-langkah konkrit untuk mendukung petani, mulai dari penyediaan bibit unggul, pelatihan teknis, hingga akses distribusi. “Tebu kami posisikan sebagai komoditas prioritas strategis. Keberhasilan program ini bukan hanya untuk perusahaan, tetapi demi ketahanan pangan nasional,” lanjutnya.
Dampak Ekonomi dan Sosial
Jika berhasil, program replanting tebu tidak hanya menjadikan Indonesia swasembada gula, tetapi juga memberikan efek domino yang signifikan bagi perekonomian nasional. Dengan penciptaan 1,6 juta lapangan kerja, masyarakat di wilayah penghasil tebu akan mendapatkan peluang kerja yang lebih luas, baik di sektor on-farm (produksi di lahan) maupun off-farm (proses pasca panen, distribusi, dan industri turunan).
Selain itu, keberhasilan swasembada gula akan mengurangi ketergantungan impor yang selama ini membebani devisa negara. Dengan demikian, Indonesia dapat memperkuat ketahanan pangan sekaligus menurunkan risiko gejolak harga gula di pasar domestik.
Ajak Petani Bergerak Cepat
Mentan Amran menegaskan, momentum ini harus dimanfaatkan oleh para petani secepat mungkin. “Kami sudah menyediakan dana, fasilitas, serta pendampingan. Sekarang tinggal kemauan dan kerja sama petani untuk bergerak cepat. Jika semua pihak solid, target swasembada gula bisa tercapai lebih cepat dari yang direncanakan,” tuturnya.
Dengan dukungan anggaran yang besar, kebijakan afirmatif pemerintah, serta sinergi dengan perusahaan negara seperti SGN, program replanting tebu diyakini mampu mengubah wajah perkebunan Indonesia. Bukan hanya sekadar memperbaiki produktivitas, tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi daerah dan menegaskan kedaulatan pangan nasional.