
Miniso berencana memisahkan unit Top Toy untuk pencatatan di Bursa Hong Kong. Langkah ini bertujuan menarik investor global dan menegaskan peluang pertumbuhan bisnis mainan pop-culture yang semakin menjanjikan.
Miniso, merek ritel asal China yang dikenal dengan produk lifestyle terjangkau, resmi mengumumkan langkah strategis untuk memisahkan unit bisnis Top Toy, merek yang berfokus pada koleksi mainan pop-culture, guna dicatatkan secara terpisah di Bursa Saham Hong Kong.
Pengumuman ini disampaikan melalui pengajuan resmi perusahaan pada Jumat malam, yang langsung disambut antusias oleh pasar. Saham Miniso di Hong Kong tercatat menguat 1,2% setelah pengumuman tersebut, mencerminkan optimisme investor terhadap prospek bisnis baru ini.
Dalam dokumen pengajuan, disebutkan bahwa UBS, JPMorgan, dan Citic Securities akan bertindak sebagai sponsor bersama untuk pencatatan perdana saham (IPO) Top Toy di Hong Kong.
Top Toy Tetap Jadi Anak Usaha Miniso
Meskipun akan dicatatkan secara mandiri, Miniso menegaskan bahwa Top Toy akan tetap menjadi anak perusahaan setelah proses pemisahan ini selesai. Dengan demikian, Miniso tetap memiliki kendali strategis atas arah bisnis Top Toy sekaligus membuka peluang nilai tambah melalui mekanisme pasar modal.
Menurut manajemen, pemisahan ini dilakukan untuk mencerminkan nilai riil Top Toy yang berkembang pesat di industri mainan pop-culture. Langkah ini juga diyakini dapat meningkatkan fleksibilitas perusahaan dalam mengembangkan merek Top Toy, sekaligus mempermudah akses pendanaan bagi ekspansi global.
Pasar Mainan Pop-Culture: Ladang Pertumbuhan Baru
Miniso melihat peluang besar di pasar mainan koleksi pop-culture, yang dalam beberapa tahun terakhir menunjukkan pertumbuhan pesat di China dan Asia. Permintaan terhadap figur koleksi, merchandise karakter populer, hingga produk limited edition terus meningkat, terutama di kalangan Gen Z dan milenial.
Tren ini semakin nyata dengan kesuksesan Pop Mart, produsen figur koleksi seperti Labubu yang berhasil mencuri perhatian pasar internasional. Pop Mart bukan hanya sukses mencatatkan IPO yang gemilang di Hong Kong pada tahun 2020, tetapi juga berhasil memperluas jangkauan global dengan pembukaan gerai di berbagai negara.
Strategi Miniso melalui Top Toy diyakini merupakan upaya untuk meniru sekaligus menantang dominasi Pop Mart di pasar ini. Dengan basis pelanggan Miniso yang luas serta jaringan ritel yang tersebar global, Top Toy memiliki peluang besar untuk memperkuat posisi di industri mainan koleksi premium.
Respons Investor dan Potensi Valuasi
Sejak pengumuman pemisahan, sentimen positif investor terlihat dari kenaikan harga saham Miniso. Banyak analis menilai langkah ini sebagai strategi cerdas untuk memaksimalkan nilai bisnis Miniso.
Pasalnya, dengan mencatatkan Top Toy sebagai entitas mandiri, investor dapat menilai kinerja dan valuasi perusahaan secara lebih jelas. Hal ini juga memberi kesempatan bagi Top Toy untuk menarik investor yang secara khusus tertarik pada industri pop-culture yang sedang booming.
Jika melihat kesuksesan IPO Pop Mart yang sempat mencapai valuasi lebih dari US$ 10 miliar, Top Toy diperkirakan juga berpeluang menarik minat investor global dengan valuasi signifikan.
Strategi Jangka Panjang Miniso
Langkah Miniso memisahkan Top Toy tidak sekadar soal pencatatan saham, melainkan juga bagian dari strategi jangka panjang untuk memperkuat identitas merek.
Dengan fokus pada produk lifestyle murah dan fungsional, Miniso selama ini sudah dikenal luas di berbagai pasar internasional, termasuk Asia Tenggara, Eropa, hingga Amerika. Namun, bisnis mainan pop-culture membutuhkan pendekatan berbeda: eksklusivitas, edisi terbatas, serta daya tarik emosional bagi kolektor.
Melalui IPO ini, Top Toy diharapkan memiliki sumber daya yang lebih besar untuk:
-
Melakukan riset dan pengembangan produk baru.
-
Memperluas jaringan distribusi di dalam dan luar negeri.
-
Melakukan kolaborasi dengan berbagai brand global untuk memperkuat daya tarik koleksi.
Menantang Dominasi Pop Mart
Tidak bisa dipungkiri, Pop Mart saat ini menjadi benchmark kesuksesan bisnis mainan koleksi pop-culture di China. Namun, Miniso percaya bahwa Top Toy memiliki diferensiasi yang mampu bersaing, terutama dalam hal akses distribusi global dan strategi harga yang lebih kompetitif.
Jika Pop Mart fokus pada kolektor kelas menengah atas, Top Toy dapat mengambil ceruk pasar yang lebih luas, yakni generasi muda dengan daya beli menengah. Strategi ini memungkinkan penetrasi pasar yang lebih cepat sekaligus memperkuat loyalitas konsumen dalam jangka panjang.
Prospek Pasar dan Kesimpulan
Dengan meningkatnya popularitas budaya pop, anime, game, dan film di seluruh dunia, prospek bisnis mainan koleksi diprediksi terus bertumbuh. Pasar global untuk mainan pop-culture bahkan diperkirakan akan tumbuh dengan laju tahunan dua digit dalam lima tahun ke depan.
Melalui IPO Top Toy di Hong Kong, Miniso tidak hanya membuka jalan bagi peningkatan nilai perusahaan, tetapi juga mempertegas ambisi mereka untuk menjadi pemain utama di industri ini.
Langkah ini menunjukkan bahwa Miniso bukan sekadar perusahaan ritel lifestyle biasa, melainkan perusahaan dengan strategi diversifikasi cerdas yang berani menantang pemain besar. Jika strategi ini berhasil, Top Toy bisa menjadi motor baru pertumbuhan Miniso, sekaligus memperkuat posisi China sebagai pusat industri mainan koleksi global.