
Harga emas futures naik di perdagangan Eropa, didorong pelemahan dolar AS dan meningkatnya minat investor terhadap logam mulia. Simak analisis lengkap tren emas, perak, dan tembaga
KabarPialang – Pasar komoditas kembali menunjukkan dinamika yang menarik pada perdagangan Eropa, Jumat lalu. Harga emas futures mengalami kenaikan moderat, dipicu oleh melemahnya indeks dolar AS serta meningkatnya minat investor terhadap logam mulia sebagai aset lindung nilai. Kondisi ini menambah optimisme bahwa emas akan tetap menjadi salah satu instrumen investasi paling aman di tengah ketidakpastian global.
Emas Futures Sentuh Level Tinggi
Pada Divisi Comex New York Mercantile Exchange, kontrak emas untuk pengiriman Desember diperdagangkan di level USD 3.891,60 per troy ons, naik sekitar 0,61%. Angka ini memperlihatkan tren positif setelah beberapa hari emas bergerak dalam kisaran yang relatif sempit.
Harga emas sempat menyentuh support di USD 3.785,50 dan menemukan resistance di USD 3.923,30. Level-level teknis ini menjadi perhatian utama para pelaku pasar, karena dapat menentukan arah pergerakan emas selanjutnya.
Jika harga mampu menembus resistance, peluang kenaikan lebih lanjut terbuka lebar. Namun, jika kembali menguji level support, tekanan jual bisa meningkat.
Pelemahan Dolar AS Jadi Pemicu
Salah satu faktor utama yang mendorong kenaikan emas adalah pelemahan Indeks Dolar AS Berjangka, yang turun sekitar 0,07% menjadi USD 97,47. Karena emas dihargai dalam dolar, penurunan greenback membuat logam mulia menjadi lebih murah bagi investor internasional, sehingga meningkatkan permintaan.
Korelasi terbalik antara emas dan dolar ini sudah menjadi fenomena klasik di pasar keuangan. Saat dolar melemah, emas biasanya menguat karena investor mencari alternatif penyimpan nilai.
Pergerakan Logam Mulia Lain: Perak dan Tembaga
Selain emas, logam mulia lain juga mengalami penguatan pada perdagangan Jumat:
-
Perak futures Desember naik 2,72% menjadi USD 47,63 per troy ons. Kenaikan signifikan ini menunjukkan bahwa perak mulai menarik perhatian investor, terutama karena fungsinya yang ganda sebagai logam mulia dan logam industri.
-
Tembaga futures Desember menguat 1,35% ke level USD 5,02 per pon, didorong oleh ekspektasi permintaan yang stabil di sektor industri dan infrastruktur.
Kombinasi kenaikan pada ketiga instrumen ini menandakan bahwa pasar logam sedang berada dalam fase positif, di mana faktor fundamental dan teknis saling mendukung.
Faktor Global yang Mempengaruhi Harga Emas
Pergerakan emas saat ini tidak lepas dari sejumlah faktor global yang sedang berkembang:
-
Ketidakpastian Ekonomi Dunia
Kondisi geopolitik yang bergejolak serta prospek perlambatan ekonomi global mendorong investor mencari aset aman, dengan emas sebagai pilihan utama. -
Kebijakan Moneter Bank Sentral
Keputusan suku bunga dari bank sentral besar, khususnya Federal Reserve, akan menjadi penentu utama arah harga emas. Ekspektasi penurunan suku bunga biasanya mendorong emas naik. -
Inflasi dan Permintaan Lindung Nilai
Emas sering dipandang sebagai aset lindung nilai terhadap inflasi. Ketika inflasi meningkat, daya tarik emas sebagai penyimpan nilai juga ikut naik.
Prospek ke Depan
Dengan tren dolar AS yang cenderung melemah, ditambah meningkatnya ketidakpastian global, prospek emas dalam jangka menengah hingga panjang masih cukup kuat. Level teknis resistance di USD 3.923,30 akan menjadi penentu apakah emas mampu melanjutkan reli ke atas USD 4.000 per troy ons.
Investor disarankan untuk tetap memperhatikan:
-
Data ekonomi Amerika Serikat yang akan dirilis pekan depan.
-
Perkembangan kebijakan moneter Federal Reserve.
-
Sentimen pasar global terhadap risiko geopolitik.
Kenaikan harga emas futures di perdagangan Eropa menunjukkan bahwa logam mulia masih menjadi aset favorit di tengah ketidakpastian. Pelemahan dolar AS, meningkatnya permintaan lindung nilai, serta tren positif logam mulia lain seperti perak dan tembaga, memperkuat posisi emas di pasar global.
Bagi investor, momentum ini bisa menjadi peluang untuk melakukan diversifikasi portofolio. Dengan prospek emas yang masih menjanjikan, logam mulia tetap layak dipertimbangkan sebagai bagian dari strategi investasi jangka panjang.
Selain itu, analis pasar juga menekankan pentingnya memperhatikan dinamika politik internasional, terutama hubungan dagang antara Amerika Serikat, Tiongkok, dan Uni Eropa yang bisa memicu volatilitas harga emas. Jika ketegangan dagang meningkat, investor biasanya memperkuat posisi di logam mulia. Tidak hanya itu, tren permintaan emas fisik dari Asia, khususnya India dan Tiongkok, juga akan menjadi faktor kunci yang memengaruhi arah harga emas dalam jangka menengah.