
Konflik Israel-Iran memanas, pasar kripto rontok! Apakah emas lebih aman dari Bitcoin saat krisis geopolitik? Simak analisis lengkapnya di sini.
KabarPialang – Ketegangan antara Israel dan Iran kembali mencapai puncaknya, memicu kekhawatiran global dan mengguncang berbagai sektor keuangan, terutama pasar aset digital dan logam mulia. Di tengah eskalasi konflik, para investor dan pengamat keuangan kini kembali mempertanyakan: manakah aset safe haven yang paling dapat diandalkan — emas atau Bitcoin?
Konflik terbaru ini meletus setelah Iran melancarkan serangan balasan berupa peluncuran lebih dari 100 drone ke wilayah Israel, menyusul serangan udara yang dilakukan Israel di pagi hari. Beberapa laporan media internasional menyebut bahwa serangan tersebut menewaskan pejabat militer penting dari pihak Iran, membuat situasi semakin memanas dan berpotensi menyeret negara-negara sekutu ke dalam konflik berkepanjangan.
Bitcoin Tersapu, Emas Bersinar
Seiring meningkatnya ketegangan geopolitik, pasar finansial global pun bereaksi keras. Pasar kripto kembali mengalami penurunan tajam. Seperti yang terjadi pada April 2024 silam, kapitalisasi pasar kripto anjlok dari US$2,73 triliun menjadi US$2,40 triliun hanya dalam waktu satu hari, usai Iran meluncurkan 300 rudal sebagai balasan atas serangan Israel terhadap konsulatnya di Damaskus, Suriah.
Kondisi serupa terulang kembali pada konflik terbaru ini. Lebih dari US$1 miliar aset kripto lenyap akibat likuidasi massal, menandakan betapa rapuhnya pasar digital terhadap gejolak politik dan ketidakpastian global.
Sementara itu, harga emas dunia justru melonjak tajam, sempat menyentuh US$3.445 per ons, dan diproyeksi masih akan terus naik jika situasi memburuk. Menurut analis pasar Ibrahim Assuaibi, jika balasan militer dari Iran berlangsung dalam skala besar, harga emas berpotensi menembus US$3.700 per ons dalam waktu dekat.
Mengapa Emas Lebih Andal dari Bitcoin Saat Krisis?
Menurut Ibrahim, emas tetap menjadi pilihan utama para investor dalam situasi krisis karena rekam jejaknya yang panjang dan stabil. Sebagai logam mulia yang telah digunakan sebagai penyimpan nilai selama ribuan tahun, emas memiliki stabilitas dan kepercayaan publik yang tidak tertandingi.
“Bitcoin belum bisa dianggap sebagai safe haven sejati, karena masih terlalu baru dan sangat dipengaruhi oleh sentimen pasar serta tokoh publik seperti Elon Musk atau Donald Trump,” ujar Ibrahim dalam wawancara dengan BeInCrypto.
Ia menekankan bahwa emas bergerak berdasarkan kondisi ekonomi dan geopolitik global, sementara Bitcoin sering kali menunjukkan volatilitas tinggi yang membuatnya kurang cocok sebagai pelindung nilai dalam situasi darurat.
Bitcoin: Potensi Besar Tapi Masih Rentan
Meski Bitcoin sering dijuluki sebagai “emas digital”, nyatanya perilakunya belum mencerminkan stabilitas aset pelindung nilai sejati. Pada saat ketegangan meningkat, alih-alih menjadi pelabuhan aman, harga Bitcoin justru ikut jatuh.
Dari sisi teknikal, Ibrahim memperkirakan bahwa Bitcoin saat ini berisiko terkoreksi hingga ke level US$101.135, dan dalam skenario ekstrem bahkan bisa turun di bawah US$100.000, dengan target support kuat di US$96.795.
Penurunan ini dipicu bukan hanya oleh ketegangan Timur Tengah, tapi juga penguatan indeks dolar AS, yang biasanya menjadi tempat pelarian investor dalam krisis, menggeser minat dari aset digital ke aset yang lebih konservatif seperti emas atau mata uang utama.
Emas: Safe Haven Abadi?
Selain keunggulan stabilitasnya, emas juga menunjukkan tren kenaikan nilai dari tahun ke tahun, menjadikannya pilihan jangka panjang yang lebih aman bagi investor konservatif. Dalam 10 tahun terakhir, harga emas mengalami kenaikan lebih dari 80%, bahkan saat inflasi global meningkat dan ketegangan geopolitik tak kunjung reda.
Kombinasi antara kepercayaan historis, rendahnya volatilitas, serta performa tahan banting membuat emas kembali menjadi bintang dalam situasi penuh ketidakpastian seperti sekarang.
Mana Pilihan Anda Saat Dunia Bergejolak?
Dalam konteks krisis seperti konflik Israel-Iran yang tak kunjung mereda, investor dihadapkan pada dilema antara memilih aset masa depan (Bitcoin) atau aset masa lalu yang tetap relevan (emas). Meski keduanya memiliki potensi masing-masing, dari sisi stabilitas dan rekam jejak, emas masih menjadi pilihan utama dalam menjaga kekayaan saat krisis melanda.
Namun, bagi investor berisiko tinggi dan memiliki jangka waktu investasi yang panjang, Bitcoin tetap menyimpan potensi pertumbuhan, terutama jika adopsi institusional terus meningkat di masa mendatang.
Yang pasti, baik emas maupun Bitcoin bukan hanya tentang angka — tapi juga tentang strategi, waktu, dan manajemen risiko. Di tengah gejolak global yang semakin sulit diprediksi, memilih aset yang tepat bisa menjadi langkah paling krusial untuk menjaga keamanan finansial Anda.