Harga Perak Melejit 60 USD 2025

Harga perak tembus US$ 60 per ons pada 2025 akibat kelangkaan pasokan, lonjakan permintaan industri, dan ekspektasi penurunan suku bunga Fed.

KabarPialang – Harga perak kembali menjadi sorotan global setelah menembus level US$ 60 per ons untuk pertama kalinya dalam sejarah. Kenaikan tajam ini mempertegas tren reli logam mulia yang terjadi sepanjang tahun 2025, di tengah kombinasi kelangkaan pasokan, lonjakan permintaan industri, hingga ekspektasi pelonggaran kebijakan moneter Amerika Serikat. Dengan harga yang meningkat lebih dari dua kali lipat sejak Januari, perak kini menjadi salah satu aset dengan performa terbaik di antara komoditas global.

Rekor Baru: Perak Tembus US$ 60 per Ons

Lonjakan 4% dalam Sehari

Pada perdagangan terbaru, perak melonjak hingga 4% dan mencapai US$ 60,4 per ons. Angka ini menjadi rekor tertinggi sepanjang masa, menandai reli besar yang telah membangun momentum sejak awal tahun. Kenaikan ini tidak terjadi dalam ruang hampa, melainkan hasil dari ketegangan pasokan yang semakin parah dan peningkatan permintaan yang konsisten, baik dari industri maupun investor finansial.

Emas sebagai logam mulia lain juga mengalami kenaikan, meski tidak setajam perak. Harga emas naik 0,7% ke level US$ 4.216 per ons troy, sedikit di bawah rekor sebelumnya. Namun, dinamika pasar menunjukkan bahwa perak saat ini mengambil alih perhatian utama berkat kombinasi faktor fundamental yang lebih rumit.

Reli Perak Ditopang Kekurangan Pasokan

Selama lima tahun terakhir, pasar perak mengalami defisit pasokan yang berkelanjutan. Permintaan terus meningkat, tetapi produksi global tidak mampu mengimbangi kebutuhan industri dan investasi. Defisit ini makin terasa pada Oktober lalu, ketika tekanan pasokan memuncak akibat permintaan musiman dan akumulasi investasi besar-besaran.

Hal ini membuat pelaku pasar semakin agresif mengikuti reli harga, terutama ketika tanda-tanda kelangkaan fisik semakin nyata di berbagai pusat penyimpanan utama.

Faktor Utama Pendorong Lonjakan Harga

Ekspektasi Penurunan Suku Bunga Federal Reserve

Sentimen terbesar yang mendorong reli komoditas, termasuk perak, adalah ekspektasi kebijakan dovish dari Federal Reserve AS. Pasar memperkirakan bank sentral akan menurunkan suku bunga dalam waktu dekat. Lingkungan suku bunga rendah membuat aset non-yielding seperti logam mulia menjadi lebih menarik bagi investor.

Ketidakpastian pasar menjelang pertemuan The Fed membuat minat terhadap aset lindung nilai meningkat, dan perak menjadi salah satu pilihan utama terutama karena nilai fundamentalnya yang kuat.

Permintaan Industri Meningkat Tajam

Di luar perhiasan dan pencetakan koin, perak memiliki peran vital dalam sektor industri. Logam ini digunakan secara luas dalam pembuatan elektronik, kendaraan listrik, dan yang paling signifikan—panel surya. Permintaan panel surya global meningkat pesat seiring peralihan dunia menuju energi terbarukan.

Industri energi surya yang meledak dalam beberapa tahun terakhir menjadi faktor kunci yang menyedot suplai perak global. Tidak seperti emas yang lebih banyak digunakan sebagai penyimpan nilai, perak dibutuhkan secara fisik dalam proses produksi, membuat kelangkaannya semakin terasa.

Produksi Perak Sulit Ditingkatkan

Berbeda dari komoditas utama lain, perak sebagian besar merupakan produk sampingan dari pertambangan mineral lain seperti tembaga, seng, dan timah. Hal ini membuat produsen tidak bisa dengan mudah meningkatkan kapasitas hanya karena harga perak naik. Minimnya fleksibilitas produksi menjadi faktor yang memperburuk disrupsi pasokan.

Ketika permintaan meningkat drastis, respons pasokan cenderung tertinggal, sehingga menciptakan tekanan harga yang semakin besar.

Akumulasi di AS dan Kekhawatiran Tarif Baru

Lonjakan Penumpukan Perak di Amerika Serikat

Dalam beberapa bulan terakhir, sejumlah besar perak justru menumpuk di pusat penyimpanan Amerika Serikat. Penumpukan ini disebabkan kekhawatiran investor dan pelaku industri terhadap kemungkinan penerapan tarif baru oleh pemerintah AS terhadap impor perak.

Ketakutan terhadap kebijakan perdagangan tersebut membuat sebagian pelaku pasar mempercepat pembelian dan menyimpan stok lebih banyak untuk mengantisipasi kenaikan biaya di masa mendatang.

Meski persediaan mulai mengalami penurunan tipis dalam beberapa pekan terakhir, inventaris perak di Comex masih berada di sekitar 456 juta ons—jumlah yang tiga kali lebih besar dari rata-rata historis.

Potensi Regulasi Baru Tambah Tekanan

Pemerintah AS diperkirakan akan merilis tinjauan komprehensif terkait mineral penting dalam beberapa minggu mendatang. Tinjauan ini diperkirakan mencakup rencana kebijakan tarif baru yang mungkin berdampak pada sejumlah komoditas, termasuk perak.

Perak telah dimasukkan dalam daftar mineral kritis oleh pemerintah AS pada tahun ini, menunjukkan bahwa logam tersebut memiliki nilai strategis tinggi bagi industri nasional. Sebagai produsen perak yang cukup signifikan, AS berupaya mengamankan pasokan domestiknya sekaligus mempertimbangkan langkah-langkah proteksionis.

Euforia Investor Ritel Memperbesar Reli

Perak Dijuluki “Emasnya Orang Miskin”

Fenomena lain yang turut mempercepat reli harga perak adalah meningkatnya minat investor ritel, terutama di Amerika Utara. Perak kerap disebut sebagai “emasnya orang miskin” karena menawarkan peluang lindung nilai mirip emas, tetapi dengan harga yang jauh lebih terjangkau.

Saat harga emas mencapai level sangat tinggi, banyak investor kecil beralih ke perak sebagai alternatif dengan potensi apresiasi yang lebih besar. Gelombang pembelian ini semakin memperketat pasar fisik, mendorong harga naik lebih cepat dari yang diperkirakan.

FOMO dan Spekulasi Jangka Pendek

Di era pasar finansial yang sangat dipengaruhi media sosial, sentimen Fear of Missing Out (FOMO) juga turut memperbesar volatilitas harga. Investor ritel cenderung berbondong-bondong masuk ke pasar ketika melihat pergerakan harga tajam, menciptakan momentum yang memperkuat reli.

Reli Perak Masih Berpeluang Berlanjut

Kombinasi antara defisit pasokan kronis, ledakan permintaan industri, ekspektasi penurunan suku bunga, serta dinamika kebijakan AS menciptakan kondisi yang sangat bullish untuk perak. Meskipun reli besar telah terjadi sepanjang tahun, banyak analis menilai harga masih berpotensi menguat jika tekanan pasokan tidak mereda.

Perak kini bukan hanya logam industri, tetapi juga aset strategis yang memainkan peran penting dalam transisi energi global dan portofolio investasi modern. Selama faktor-faktor fundamental belum berubah signifikan, reli perak kemungkinan akan tetap menjadi sorotan dalam beberapa bulan mendatang.

Related Posts

Emas Naik ke $4.230 di Awal Pekan

Harga emas XAU/USD menguat ke $4.230 didorong data ekonomi AS dan pelemahan dolar. KabarPialang –  Indeks Harga Saham Gabungan membuka perdagangan Rabu, 3 Desember 2025, dengan sentimen positif. Di awal…

Data Ekonomi AS yang Dorong Harga Emas XAU/USD ke Level $4.230

Harga emas XAU/USD naik ke $4.230 setelah data ekonomi AS melemah dan ekspektasi pemangkasan suku bunga meningkat. KabarPialang – Harga emas XAU/USD kembali menunjukkan tren positif dengan bergerak naik menuju…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You Missed

Harga Perak Melejit 60 USD 2025

  • By Team
  • December 11, 2025
  • 2 views
Harga Perak Melejit 60 USD 2025

Kesepakatan Dagang RI–AS 2025, Pemerintah Pastikan Aman

  • By Team
  • December 11, 2025
  • 3 views
Kesepakatan Dagang RI–AS 2025, Pemerintah Pastikan Aman

Wall Street 3 Indeks Bergerak Mixed Jelang Keputusan The Fed

  • By Team
  • December 10, 2025
  • 3 views
Wall Street 3 Indeks Bergerak Mixed Jelang Keputusan The Fed

Suspensi Saham DOOH, 3 Emiten Disetop BEI Usai Lonjakan Harga

  • By Team
  • December 10, 2025
  • 4 views
Suspensi Saham DOOH, 3 Emiten Disetop BEI Usai Lonjakan Harga

IHSG Menguat, 8 Saham Top Dorong Indeks ke Zona Hijau

  • By Team
  • December 9, 2025
  • 3 views
IHSG Menguat, 8 Saham Top Dorong Indeks ke Zona Hijau

Demutualisasi BEI 2026, Transformasi Besar Pasar Modal

  • By Team
  • December 9, 2025
  • 7 views
Demutualisasi BEI 2026, Transformasi Besar Pasar Modal