2 Saham Pertumbuhan yang Sedang Dikoleksi Para Miliarder: Uber dan PDD

KabarPialangSaham pertumbuhan merupakan salah satu alat paling kuat untuk membangun kekayaan jangka panjang, terutama bagi mereka yang menargetkan masa pensiun yang nyaman. Saham-saham ini mewakili perusahaan-perusahaan inovatif yang tengah mengembangkan solusi atau produk untuk pasar besar, dengan potensi pengembalian investasi berkali-kali lipat atau yang dikenal sebagai multibagger.

Salah satu strategi yang digunakan oleh investor ritel untuk mengidentifikasi saham-saham semacam ini adalah dengan mengikuti jejak para miliarder—khususnya manajer dana dengan rekam jejak sukses. Laporan 13F memungkinkan investor untuk melihat portofolio para investor besar ini setiap kuartal.

Dalam laporan kuartal terbaru, tercatat dua saham pertumbuhan yang dibeli oleh sejumlah miliarder. Kedua saham ini dipandang memiliki valuasi menarik, momentum pertumbuhan yang kuat, serta potensi luar biasa untuk masa depan.

1. Uber Technologies: Pemimpin Ride-Hailing dengan Potensi Otonom

Saham Uber Technologies (NYSE: UBER), pemimpin global dalam layanan ride-hailing, menarik perhatian besar dari para investor ternama. David Tepper dari Appaloosa Management menggandakan kepemilikan sahamnya di Uber, sementara Bill Ackman dari Pershing Square melakukan aksi pembelian besar-besaran—lebih dari 30 juta saham senilai sekitar $2,2 miliar di akhir kuartal.

Uber terus menunjukkan pertumbuhan solid dalam lini bisnis utamanya, yakni transportasi dan pengantaran makanan. Pada kuartal pertama 2024, perusahaan mencatat peningkatan 18% dalam jumlah perjalanan dan pemesanan kotor (gross bookings) dibandingkan periode yang sama tahun lalu (basis currency-neutral).

Salah satu fitur kunci yang mendorong pertumbuhan Uber adalah layanan Uber Reserve, yang memungkinkan pemesanan jauh-jauh hari. Ini ternyata sangat populer di wilayah suburban, di mana pertumbuhan permintaan bahkan mengungguli wilayah urban. Orang-orang di pinggiran kota kini semakin sering menggunakan Uber bukan hanya untuk bepergian ke kantor, tetapi juga untuk aktivitas harian seperti pergi makan malam. Tren ini membuka peluang besar bagi Uber untuk mendominasi pasar layanan ride-hailing otonom di masa depan.

Uber saat ini memiliki lebih dari 170 juta pengguna aktif bulanan di platformnya. Basis pelanggan yang sangat besar ini menjadi daya tarik bagi perusahaan teknologi kendaraan otonom seperti Waymo (anak usaha Alphabet/Google) dan WeRide dari Tiongkok. Aliansi strategis ini memungkinkan Uber menyediakan jaringan distribusi tanpa harus menginvestasikan miliaran dolar dalam armada kendaraan otonom sendiri.

Tentu saja, pengembangan layanan otonom secara luas masih menghadapi tantangan regulasi di berbagai wilayah. Namun, posisi Uber sebagai mitra teknologi dan distribusi menempatkannya di jalur yang sangat strategis untuk meraih keunggulan kompetitif dalam jangka panjang.

Saat ini, saham Uber memang telah naik ke level tertinggi baru dan diperdagangkan pada valuasi lebih tinggi dibandingkan awal tahun. Namun, dengan rasio harga terhadap laba (P/E) forward sebesar 25, valuasinya masih tergolong wajar. Para analis memperkirakan pertumbuhan laba tahunan Uber mencapai 23% secara tahunan (CAGR), sebuah angka yang menunjukkan potensi imbal hasil mengalahkan pasar dalam jangka panjang.

2. PDD Holdings: E-Commerce Global Berbasis Diskon dan Teknologi

Saham lain yang diborong oleh para miliarder adalah PDD Holdings (NASDAQ: PDD), perusahaan induk dari Pinduoduo (Tiongkok) dan Temu (global). Chase Coleman dari Tiger Global Management meningkatkan porsi investasinya sebesar 67% pada kuartal pertama tahun ini.

Pinduoduo telah dikenal luas di Tiongkok karena model penjualannya yang langsung ke konsumen (direct-to-consumer), terutama mendukung petani dan produsen kecil untuk menjual langsung kepada konsumen akhir. Di sisi lain, Temu yang berbasis di Boston dan diluncurkan pada 2022 telah mengalami pertumbuhan pesat dengan model diskon serupa. Kini, Temu menjadi salah satu situs e-commerce paling banyak dikunjungi di dunia.

Pertumbuhan pendapatan PDD sangat mencengangkan. Dari tahun fiskal 2021 hingga 2024, pendapatan meningkat dari $15 miliar menjadi $54 miliar. Model bisnis berbasis teknologi dan efisiensi biaya memungkinkan perusahaan mengubah sekitar 28% pendapatan menjadi laba bersih—rasio profitabilitas yang sangat kuat untuk perusahaan di sektor e-commerce.

Salah satu faktor kunci keberhasilan PDD adalah pengalaman belanja yang unik. Pelanggan bisa membentuk kelompok sosial bersama teman-teman mereka untuk membeli barang secara kolektif, yang memberikan diskon volume. Sistem ini mendorong perilaku pembelian berulang dan meningkatkan loyalitas pelanggan.

Manajemen PDD juga memiliki orientasi jangka panjang. Mereka bersedia mengorbankan margin laba dalam jangka pendek untuk mendukung pertumbuhan jangka panjang. Sebagai contoh, perusahaan menurunkan biaya transaksi untuk penjual kecil dan berinvestasi besar dalam membangun infrastruktur logistik di wilayah terpencil untuk mendukung program pengiriman gratis.

Namun, PDD bukan tanpa risiko. Pasar e-commerce Tiongkok sangat kompetitif, dan perusahaan seperti Alibaba bisa sewaktu-waktu meningkatkan persaingan dari segi harga dan pilihan produk untuk merebut kembali pangsa pasar. Selain itu, ketegangan dagang antara Tiongkok dan Amerika Serikat bisa berdampak pada daya beli konsumen dan menurunkan lalu lintas pengguna di platform PDD.

Meski begitu, Chase Coleman dan miliarder lainnya tampaknya yakin bahwa valuasi saham PDD yang saat ini hanya 10 kali estimasi laba tahun ini sudah sangat murah dibandingkan potensi jangka panjang perusahaan. Jika dibandingkan dengan bisnis tanpa pertumbuhan, valuasi tersebut tergolong konservatif—dan hal ini membuka peluang bagi pertumbuhan saham di masa depan.

Kesimpulan: Apa Artinya untuk Investor?

Sebelum Anda berinvestasi di Uber atau PDD, pertimbangkan bahwa tim analis The Motley Fool Stock Advisor baru saja merilis daftar 10 saham terbaik untuk dibeli saat ini—dan Uber tidak termasuk di dalamnya.

Namun, perlu dicatat bahwa rekomendasi sebelumnya dari daftar ini menghasilkan hasil luar biasa. Contohnya, investasi $1.000 di Netflix pada Desember 2004 kini bernilai lebih dari $644.000, dan investasi di Nvidia sejak April 2005 tumbuh menjadi $807.000.

Dengan rata-rata pengembalian 962%—jauh di atas kinerja pasar S&P 500 yang hanya 169%—strategi mengikuti saham pertumbuhan seperti ini bisa sangat menguntungkan, terutama jika didukung dengan riset menyeluruh dan kesabaran jangka panjang.

seo

Related Posts

Bursa Asia Meroket Usai Gencatan Tarif AS–China Diperpanjang, Pasar Global Siap Menyambut Data Inflasi AS

Bursa Asia dibuka menguat setelah AS dan China memperpanjang gencatan tarif hingga November, memberi sentimen positif menjelang rilis data inflasi AS yang diperkirakan mempengaruhi arah kebijakan suku bunga The Fed.…

Pasar Global Waspadai Inflasi AS dan Ketidakpastian Perdagangan, Nikkei Siap Sentuh Rekor Tertinggi!

Nikkei berpeluang menembus rekor tertinggi sepanjang masa pekan ini, sementara pasar global menantikan data inflasi AS, perkembangan perdagangan dengan Tiongkok, dan dinamika harga komoditas. KabarPialang –  Awal pekan ini pasar…

One thought on “2 Saham Pertumbuhan yang Sedang Dikoleksi Para Miliarder: Uber dan PDD

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You Missed

Harga Kopi Arabika Tembus Puncak 2 Bulan Cuaca Ekstrem Brasil Picu Kekhawatiran Pasokan

  • By Team
  • August 20, 2025
  • 3 views
Harga Kopi Arabika Tembus Puncak 2 Bulan Cuaca Ekstrem Brasil Picu Kekhawatiran Pasokan

BTN, Jakpro, dan Ancol Satukan Langkah Jakarta Menuju Kota Global Modern dan Berkelanjutan

  • By Team
  • August 20, 2025
  • 3 views
BTN, Jakpro, dan Ancol Satukan Langkah Jakarta Menuju Kota Global Modern dan Berkelanjutan

Pertemuan Trump–Putin di Alaska Harga Logam Global Menunggu Kejelasan Damai Ukraina

  • By Team
  • August 17, 2025
  • 4 views
Pertemuan Trump–Putin di Alaska Harga Logam Global Menunggu Kejelasan Damai Ukraina

1.342 Token Legal Meramaikan Pasar Kripto Indonesia, OJK Siapkan Aturan Ketat & Blacklist

  • By Team
  • August 17, 2025
  • 5 views
1.342 Token Legal Meramaikan Pasar Kripto Indonesia, OJK Siapkan Aturan Ketat & Blacklist

IHSG Mengincar Level 8.000, Aksi Profit Taking Jadi Ujian Besar Momentum Bullish

  • By Team
  • August 14, 2025
  • 7 views
IHSG Mengincar Level 8.000, Aksi Profit Taking Jadi Ujian Besar Momentum Bullish

Harga Emas Digital 14 Agustus 2025 Turun Tipis, Tetap Jadi Pilihan Investasi Fleksibel

  • By Team
  • August 14, 2025
  • 9 views
Harga Emas Digital 14 Agustus 2025 Turun Tipis, Tetap Jadi Pilihan Investasi Fleksibel