
Kabarpialang -Rupee India (INR) bergerak melemah pada hari Jumat, dipicu oleh tekanan eksternal dan dinamika domestik. Salah satu faktor utama adalah arus keluar modal asing dari pasar ekuitas domestik serta kenaikan harga minyak mentah global yang menambah beban pada mata uang India.
Inflasi konsumen India mencatat penurunan yang lebih besar dari ekspektasi, turun ke level terendah dalam hampir enam tahun pada bulan April. Hal ini memperkuat kemungkinan bahwa Reserve Bank of India (RBI) akan mempertahankan atau memperpanjang siklus pelonggaran moneternya dalam beberapa bulan ke depan.
Meski demikian, kelemahan yang lebih luas dalam Dolar AS serta kemajuan dalam kesepakatan perdagangan multi-fase antara India dan AS dapat menjadi faktor penyeimbang bagi INR. Pasar kini mengalihkan perhatian ke sejumlah pidato pejabat The Fed, termasuk Alberto Musalem, Jeff Schmid, dan Lisa Cook.
Fundamental Ekonomi India Masih Solid
-
PMI Manufaktur India dari HSBC naik menjadi 58,3 di bulan Mei, mengungguli ekspektasi pasar.
-
PMI Jasa India meningkat signifikan menjadi 61,2 di April, menunjukkan ekspansi kuat di sektor non-manufaktur.
-
PMI Gabungan juga naik menjadi 61,2, menandai percepatan pertumbuhan ekonomi.
-
Ekonom HSBC, Pranjul Bhandari, menyebut kinerja ekonomi India tetap kuat meskipun ada pelambatan kecil pada pesanan baru.
USD/INR Mengincar Kenaikan Lebih Lanjut di Atas EMA 100-Hari
Dari sisi teknikal, pasangan USD/INR telah menembus Exponential Moving Average (EMA) 100-hari di grafik harian, yang mengindikasikan potensi lanjutan tren naik. Indikator RSI 14-hari juga tetap di atas garis tengah, memperkuat prospek bullish.
Level-Level Penting untuk USD/INR
-
Resisten terdekat: 86,10 (tertinggi 22 Mei)
-
Resisten lanjutan: 86,61 (tertinggi 10 April)
-
Support pertama: 85,35 (terendah 20 Mei)
-
Support kritis: 84,84 (terendah 12 Mei), diikuti oleh 84,15
Jika USD/INR gagal mempertahankan level 85,35, hal ini bisa menandakan kembalinya tekanan bearish yang membawa pasangan ini ke bawah lagi.