
Harga logam global stagnan jelang pertemuan Trump–Putin di Alaska. Pasar menanti kepastian damai Ukraina yang bisa memicu lonjakan emas atau dorongan harga tembaga.
KabarPialang – Harga logam, baik logam industri maupun logam mulia, bergerak terbatas pada akhir pekan lalu. Para pelaku pasar memilih menunggu hasil pertemuan bersejarah Presiden Amerika Serikat Donald Trump dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di Alaska. Pertemuan tingkat tinggi ini diharapkan menjadi langkah awal menuju penyelesaian perang Rusia–Ukraina yang sudah berlangsung sejak 2022 dan telah mengguncang perekonomian serta perdagangan global.
Data Bloomberg pada Jumat (15/8/2025) mencatat, harga tembaga naik tipis 0,1% menjadi US$9.773,50 per ton di Bursa Logam London (LME). Meski pergerakan relatif kecil, pasar menilai kenaikan tersebut menunjukkan sikap hati-hati investor menjelang hasil diplomasi kedua pemimpin dunia.
Sementara itu, harga emas tetap stabil di sekitar US$3.337 per ons, menjadi tanda bahwa investor memilih bersikap wait and see. Untuk logam mulia lain seperti perak, platinum, dan paladium, harganya justru sedikit melemah.
Potensi Perubahan Damai Ukraina atau Lonjakan Safe Haven
Hasil pertemuan Trump–Putin akan sangat menentukan arah pasar. Jika tercapai kesepakatan gencatan senjata atau perdamaian, maka logam industri seperti tembaga, nikel, dan aluminium berpotensi naik. Pasalnya, pemulihan perdagangan global akan mendorong permintaan dari sektor manufaktur, infrastruktur, dan energi hijau yang banyak menggunakan logam tersebut.
Sebaliknya, jika negosiasi gagal, emas sebagai aset safe haven bisa kembali menguat tajam. Sejak perang Ukraina pecah, emas mengalami reli besar hingga harganya dua kali lipat sejak akhir 2022. Salah satu pendorong utama adalah sanksi Amerika Serikat terhadap sistem keuangan Rusia, yang membuat banyak bank sentral di dunia menambah cadangan emas sebagai pengganti dolar AS.
Dengan pendekatan Trump yang sering dianggap konfrontatif dalam politik maupun perdagangan, risiko kegagalan diplomasi menjadi faktor yang tak bisa diabaikan oleh investor.
Diplomasi di Alaska Jadi Pusat Perhatian
Pertemuan di Alaska bukan hanya penting secara politik, tapi juga sangat berpengaruh terhadap peta pasokan logam global. Trump menyambut Putin dengan jabat tangan hangat, menandai awal dari diskusi yang bisa menjadi salah satu momen diplomasi paling penting dalam satu dekade terakhir.
Jika diplomasi ini membuka peluang normalisasi perdagangan Rusia dengan negara-negara Barat, maka pasokan logam dunia bisa kembali stabil. Selama perang berlangsung, konsumen di Eropa dan Amerika menghindari pasokan logam asal Rusia karena tekanan politik dan sanksi ekonomi. Akibatnya, rantai pasok global terganggu, harga melonjak, dan industri harus mencari alternatif dari wilayah lain seperti Afrika, Amerika Latin, serta Asia Tenggara.
Kesepakatan perdamaian bisa menurunkan harga emas sebagai aset pelindung nilai, namun sekaligus mendorong logam industri yang sangat terkait dengan aktivitas ekonomi.
Data Ekonomi AS Ikut Membentuk Sentimen
Selain fokus pada pertemuan Trump–Putin, investor juga mencermati perkembangan ekonomi Amerika Serikat. Laporan terbaru menunjukkan bahwa penjualan ritel meningkat, terutama didorong oleh penjualan mobil dan promosi besar-besaran secara online. Namun, di sisi lain, sentimen konsumen AS melemah untuk pertama kalinya sejak April 2025, sementara ekspektasi inflasi justru meningkat.
Situasi ini menimbulkan dilema. Kuatnya permintaan domestik AS seharusnya positif bagi logam industri, tetapi kekhawatiran inflasi justru memperkuat posisi emas sebagai instrumen lindung nilai.
Prospek Ke Depan Semua Tergantung Hasil Diplomasi
Untuk jangka pendek, harga logam diperkirakan akan bergerak dalam rentang sempit hingga ada pernyataan resmi pasca-pertemuan Alaska.
-
Jika Trump dan Putin berhasil merumuskan gencatan senjata atau roadmap perdamaian, maka logam industri seperti tembaga bisa terdorong lebih tinggi karena optimisme pertumbuhan global.
-
Jika perundingan gagal, maka investor kemungkinan besar akan kembali masuk ke emas, perak, dan logam mulia lainnya sebagai tempat aman menyimpan aset.
Pasar logam saat ini berada dalam posisi menunggu keputusan politik besar. Pertemuan Trump–Putin di Alaska tidak hanya membicarakan masa depan perang Ukraina, tetapi juga akan menentukan arah harga emas, tembaga, dan logam global lainnya.
Konflik Ukraina telah menjadi katalis penting yang mengubah arah perdagangan internasional dan strategi investasi. Apapun hasil pertemuan ini, dampaknya tidak hanya terasa di meja diplomasi, melainkan juga di bursa logam, pasar saham, hingga keputusan investasi jangka panjang di seluruh dunia.