
Harga emas berjangka naik tajam 0,85% di sesi perdagangan Eropa Kamis ini, diperdagangkan di level USD3.462,70 per troy ons. Pelemahan dolar AS turut mendorong minat investor terhadap aset safe haven.
KabarPialang – Harga emas berjangka melonjak dalam sesi perdagangan Eropa hari Kamis, mencerminkan meningkatnya minat investor terhadap aset-aset safe haven di tengah ketidakpastian pasar dan pelemahan nilai tukar dolar AS.
Pada pukul laporan ini ditulis, emas untuk kontrak pengiriman Desember di Divisi Comex New York Mercantile Exchange diperdagangkan pada harga USD3.462,70 per troy ons, mengalami kenaikan sebesar 0,85% dibandingkan penutupan sebelumnya.
Emas sempat menyentuh level tertinggi harian, dengan resistensi kuat diperkirakan berada pada USD3.470,10, sementara support jangka pendek berada di level USD3.397,90. Pergerakan ini menunjukkan bahwa investor masih menjadikan emas sebagai pilihan utama untuk lindung nilai terhadap ketidakpastian global dan potensi pelemahan mata uang fiat.
Dolar AS Melemah, Emas Menguat
Pendorong utama kenaikan harga emas kali ini adalah penurunan indeks dolar AS berjangka, yang melacak kinerja greenback terhadap enam mata uang utama dunia. Dolar tercatat turun 0,03% menjadi USD97,96, membuka ruang lebih luas bagi emas untuk naik karena harga emas menjadi lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya.
Seperti diketahui, dolar dan emas memiliki hubungan terbalik: ketika dolar melemah, harga emas biasanya naik karena daya beli terhadap emas meningkat di luar Amerika Serikat. Kombinasi ini memperkuat daya tarik emas sebagai aset pelindung nilai.
Kinerja Komoditas Lain Ikut Naik
Tak hanya emas, harga perak dan tembaga juga menunjukkan penguatan signifikan pada sesi perdagangan hari ini:
-
Perak berjangka untuk pengiriman September melonjak 2,15% dan diperdagangkan di angka USD38,72 per troy ons.
-
Tembaga berjangka untuk kontrak September turut menguat 0,29% ke level USD4,43 per pon.
Pergerakan ini menunjukkan bahwa komoditas logam secara umum sedang menikmati sentimen positif, sebagian besar didorong oleh faktor pelemahan dolar, ekspektasi stimulus ekonomi dari beberapa negara maju, dan proyeksi permintaan industri yang meningkat.
Faktor Fundamental Ketidakpastian Global dan Inflasi
Selain pelemahan dolar, penguatan harga emas juga didorong oleh kekhawatiran pasar atas kondisi makroekonomi global. Beberapa faktor utama yang memengaruhi sentimen saat ini antara lain:
-
Tingkat inflasi yang tetap tinggi di berbagai belahan dunia, khususnya Amerika Serikat dan kawasan Eropa. Inflasi yang belum terkendali membuat bank sentral dunia sulit memutuskan apakah akan melanjutkan kebijakan suku bunga tinggi atau mulai melonggarkan kebijakan moneter.
-
Ketegangan geopolitik yang masih berlanjut, terutama di kawasan Timur Tengah dan Eropa Timur, turut menambah ketidakpastian global.
-
Data ekonomi yang fluktuatif, seperti angka Non-Farm Payroll (NFP), angka pengangguran, dan data manufaktur AS, yang memberikan sinyal campuran terhadap arah kebijakan The Fed.
Ketika kondisi ekonomi sulit diprediksi, emas kerap menjadi tujuan utama investor global sebagai instrumen safe haven yang andal.
Apa Artinya Bagi Investor?
Kenaikan harga emas yang terjadi saat ini merupakan refleksi dari ketidakpastian pasar. Bagi investor ritel maupun institusional, kondisi ini bisa menjadi momentum untuk mempertimbangkan kembali alokasi portofolio terhadap komoditas logam mulia.
Dengan tren dolar yang cenderung melemah dan ekspektasi suku bunga yang mungkin ditahan oleh The Fed di kuartal mendatang, harga emas berpotensi terus menguat menuju level psikologis berikutnya, yaitu USD3.500 per troy ons.
Namun, investor juga diingatkan untuk memperhatikan volatilitas harga emas yang cukup tinggi, serta mengantisipasi potensi koreksi jika data ekonomi AS menunjukkan pemulihan atau jika dolar mulai menguat kembali.
Apakah Emas Akan Terus Naik?
Jika tren saat ini terus berlanjut, tidak menutup kemungkinan bahwa harga emas dapat menembus level resistance baru, apalagi jika bank sentral seperti The Fed mengisyaratkan pelonggaran kebijakan moneter atau jika terjadi kejutan geopolitik lainnya.
Faktor-faktor yang harus dicermati oleh investor dalam beberapa minggu ke depan meliputi:
-
Pernyataan dari pejabat The Fed mengenai arah suku bunga
-
Data inflasi bulanan dari AS dan Eropa
-
Sentimen pasar terhadap risiko global
Emas Kembali Jadi Primadona
Dengan penguatan signifikan sebesar 0,85% di sesi Eropa, emas menunjukkan ketangguhannya sebagai aset pelindung nilai di tengah ketidakpastian global dan pelemahan dolar AS. Sementara logam mulia lainnya seperti perak dan tembaga juga ikut menguat, fokus pasar saat ini jelas tertuju pada pergerakan harga emas yang mulai menembus level teknikal penting.
Bagi investor yang mencari stabilitas dalam portofolionya, emas kembali menunjukkan daya tariknya yang klasik sebagai aset penyimpan nilai.