
Harga tembaga turun tajam setelah pembebasan tarif oleh Trump. BofA memperingatkan posisi long masih berisiko, meski futures emas justru menguat.
KabarPialang – Harga tembaga mengalami guncangan besar di pasar komoditas global setelah keputusan mendadak dari Presiden AS Donald Trump yang menghapus bea impor atas tembaga olahan. Langkah ini langsung berdampak pada pasar berjangka: futures tembaga CME (Chicago Mercantile Exchange) anjlok lebih dari 20% hanya dalam satu hari perdagangan, yakni pada Kamis lalu.
Langkah pembebasan tarif ini membalikkan kebijakan perdagangan sebelumnya yang bersifat proteksionis, dan secara langsung mengubah kalkulasi para pelaku pasar yang sebelumnya memperkirakan pasokan global akan lebih ketat. Imbasnya, posisi spekulatif dan investasi yang telah dibentuk dalam beberapa minggu terakhir ikut terguncang.
Bank of America: Posisi Long Terlanjur Dibangun Sebelum Kejutan Trump
Menurut laporan Bank of America (BofA), banyak investor institusional, termasuk commodity trading advisors (CTA) dan pelaku tren, telah mengambil posisi long di futures tembaga CME dalam beberapa pekan terakhir, mengantisipasi penguatan harga lebih lanjut. Namun, keputusan Trump membuat ekspektasi ini runtuh dalam semalam.
BofA menjelaskan bahwa gelombang posisi long itu dibentuk oleh pengikut tren yang memperkirakan harga tembaga akan naik seiring pasokan yang diperkirakan akan lebih terbatas karena tarif impor. Kenyataannya, dengan dihapuskannya tarif secara tiba-tiba, pasokan justru diproyeksi mengalir lebih lancar ke pasar AS, menurunkan harga secara drastis.
Pergerakan Harga Tajam: Namun, Trend Follower Mungkin Belum Masuk Penuh
Meski penurunan harga sangat tajam, analisis BofA terhadap data CTA menyiratkan bahwa sebagian besar pelaku pasar yang mengandalkan strategi tren justru belum terlalu aktif di pasar saat penurunan terjadi. Dengan kata lain, mereka belum sepenuhnya membentuk posisi, atau bahkan mungkin masih berada di luar pasar ketika harga mulai jatuh.
Model analitik milik BofA menunjukkan bahwa sebagian besar trader tren kini sudah menghentikan posisi long mereka di CME, menyusul pelemahan tajam yang terjadi pasca pengumuman pemerintah. Ini mencerminkan ketidakpastian dan ketidakstabilan pasar komoditas akibat intervensi kebijakan yang tidak terduga.
Futures Tembaga LME Masih Bertahan, Tapi Terancam Tekanan Jual
Berbeda dengan CME, harga futures tembaga di London Metal Exchange (LME) mengalami penurunan yang lebih moderat. Ini membuat posisi long para trader di pasar LME masih bertahan. Namun, BofA mengingatkan bahwa posisi tersebut sangat rentan terhadap tekanan penurunan lanjutan apabila harga terus melemah di minggu-minggu mendatang.
BofA menekankan bahwa risiko stop-loss tetap tinggi, terutama bagi investor jangka menengah yang belum menyesuaikan eksposurnya terhadap perubahan fundamental yang disebabkan oleh kebijakan pemerintah.
Kontras: Harga Emas Naik dan Posisi Long Tetap Kuat
Sementara pasar tembaga mengalami tekanan besar, situasi berbeda terlihat di pasar futures emas, yang justru mengalami penguatan signifikan pasca rilis data ketenagakerjaan AS pada hari Kamis. Data tersebut memberikan sentimen positif bagi emas, yang dianggap sebagai aset lindung nilai di tengah ketidakpastian ekonomi.
BofA mencatat bahwa trader jangka menengah dan panjang tetap mempertahankan posisi long hampir maksimal di emas, memanfaatkan momentum bullish dan menghindari tekanan stop-loss seperti yang terjadi di pasar tembaga.
Perubahan Kebijakan Trump Ubah Sentimen Komoditas
Kebijakan perdagangan yang tidak terduga dari Presiden Trump kembali menunjukkan bagaimana intervensi politik dapat menciptakan volatilitas ekstrem di pasar komoditas. Dalam hal ini, penghapusan tarif tembaga secara mendadak memaksa para pelaku pasar untuk menyesuaikan posisi secara cepat, seringkali menimbulkan kerugian signifikan.
Investor yang bertumpu pada analisis teknikal dan model tren menjadi sangat rentan terhadap perubahan mendadak dalam kebijakan makroekonomi seperti ini. Hal ini mencerminkan pentingnya diversifikasi dan kesiapan strategi manajemen risiko dalam menghadapi pasar yang tidak stabil.
Prospek Tembaga Masih Negatif di Tengah Ketidakpastian Global
Dengan latar belakang gejolak kebijakan dan kemungkinan pasokan global yang meningkat, prospek harga tembaga dalam jangka pendek masih dipenuhi risiko. Para analis memperkirakan bahwa, kecuali ada kebijakan balasan dari negara-negara eksportir tembaga atau pemulihan permintaan industri yang signifikan, harga berpotensi terus meluncur turun.
Bank of America juga memperingatkan bahwa level teknikal kunci sedang diuji, dan pelanggaran level support tertentu bisa memicu gelombang penjualan teknikal berikutnya.
Pasar Tembaga Belum Stabil, Risiko Posisi Long Tetap Tinggi
Kejatuhan harga tembaga setelah keputusan Trump menunjukkan betapa rentannya pasar terhadap intervensi kebijakan. Meskipun ada harapan pemulihan, Bank of America dengan tegas memperingatkan bahwa posisi long saat ini masih sangat berisiko, terutama di tengah sentimen global yang labil dan tekanan fundamental yang memburuk.
Sementara itu, kontras dengan pasar emas memperlihatkan pentingnya perbedaan karakteristik komoditas: emas tetap menjadi aset aman, sedangkan tembaga menjadi sangat sensitif terhadap faktor makro dan politik.