
Harga futures gas alam naik 2,19% di tengah sesi perdagangan Eropa. Minyak mentah juga menguat, memberi sinyal pemulihan permintaan energi global. Simak analisis lengkapnya di sini.
KabarPialang – Harga futures gas alam mengalami kenaikan signifikan selama sesi perdagangan Eropa pada hari Selasa, memberikan sinyal positif bagi pasar energi global. Kenaikan ini menjadi indikator penting di tengah ketidakpastian makroekonomi dan tren pemulihan pasca-musim panas di negara-negara barat.
Pada perdagangan di New York Mercantile Exchange (NYMEX), kontrak gas alam untuk pengiriman bulan September tercatat naik sebesar 2,19% dan diperdagangkan pada level USD 3,13 per juta British thermal unit (mmBTU). Peningkatan ini mencerminkan sentimen positif pasar terhadap permintaan gas alam yang diperkirakan akan meningkat menjelang musim gugur dan musim dingin di belahan bumi utara.
Level Support dan Resistance yang Perlu Diperhatikan
Menurut data teknikal saat ini, kontrak gas alam September memiliki level support di USD 3,061, sementara level resistance terdekat berada di USD 3,207 per mmBTU. Jika tekanan beli berlanjut, tidak tertutup kemungkinan harga akan menembus level resistance dan membuka ruang kenaikan lanjutan hingga ke kisaran USD 3,25.
Sebaliknya, jika tekanan jual meningkat dan harga menembus support, potensi koreksi bisa terjadi menuju kisaran USD 3,00 atau lebih rendah. Namun, dengan volatilitas musim yang meningkat dan potensi kekhawatiran pasokan di Eropa serta Amerika Utara, prospek jangka pendek masih cenderung mengarah naik.
Indeks Dolar AS Menguat: Apa Dampaknya bagi Komoditas?
Indeks Dolar AS berjangka—yang mencerminkan kekuatan dolar terhadap enam mata uang utama lainnya—menguat 0,12% ke level USD 98,52. Secara umum, penguatan dolar cenderung memberikan tekanan pada harga komoditas yang dihargai dalam mata uang dolar, termasuk gas alam dan minyak mentah.
Namun, dalam konteks ini, kenaikan harga gas alam menunjukkan bahwa permintaan yang kuat mampu menahan efek negatif dari penguatan dolar. Ini juga bisa mencerminkan adanya ekspektasi cuaca ekstrem, pemulihan sektor industri, atau kekhawatiran pasokan yang menambah sentimen bullish terhadap harga gas alam.
Harga Minyak Mentah dan Heating Oil: Tren Campuran
Tidak hanya gas alam, pasar energi lainnya juga menunjukkan pergerakan menarik. Di NYMEX, harga minyak mentah untuk pengiriman September naik 0,57% ke level USD 67,09 per barel, memperkuat sentimen positif bahwa permintaan bahan bakar masih kuat, meskipun ada kekhawatiran perlambatan ekonomi global.
Sementara itu, harga Heating Oil untuk pengiriman September turun tipis sebesar 0,01% ke USD 2,40 per galon. Penurunan ini relatif kecil dan tidak signifikan, kemungkinan besar dipengaruhi oleh volatilitas jangka pendek atau pergeseran pola konsumsi musiman.
Faktor Pendorong Kenaikan Harga Gas Alam
Beberapa faktor utama yang turut mendorong kenaikan harga gas alam di sesi Eropa antara lain:
-
Permintaan Musiman: Menjelang musim dingin, permintaan untuk pemanas rumah tangga dan industri meningkat, terutama di kawasan Eropa dan Amerika Utara.
-
Ketidakpastian Pasokan: Terdapat kekhawatiran akan pasokan dari negara-negara penghasil gas utama seperti Rusia, AS, dan negara-negara Timur Tengah.
-
Peningkatan Aktivitas Industri: Pemulihan pascapandemi dan peningkatan kapasitas industri juga mendorong konsumsi energi.
-
Kondisi Cuaca Ekstrem: Gelombang panas atau dingin ekstrem dapat meningkatkan konsumsi energi secara drastis.
-
Sentimen Investor: Spekulasi dan arus modal ke instrumen energi juga berperan penting dalam volatilitas harga.
Implikasi bagi Investor dan Konsumen
Bagi investor, lonjakan harga gas alam ini membuka peluang strategis di sektor energi, terutama pada saham dan ETF yang terfokus pada komoditas energi. Sementara itu, bagi konsumen, kenaikan ini berpotensi memicu lonjakan tarif listrik dan biaya bahan bakar dalam jangka menengah, tergantung pada bagaimana harga bergerak dalam beberapa minggu ke depan.
Di sisi lain, bagi pemerintah dan regulator, fluktuasi harga energi ini menjadi sinyal penting untuk mengatur pasokan dan menjaga stabilitas harga domestik, terutama di negara-negara yang sangat tergantung pada impor energi.
Kenaikan harga futures gas alam di tengah sesi Eropa menjadi sinyal kuat bahwa pasar energi masih menunjukkan dinamika yang aktif dan menarik. Dengan dukungan dari faktor musiman, permintaan industri, dan kekhawatiran pasokan global, harga gas alam berpeluang naik lebih lanjut dalam waktu dekat.
Sementara itu, investor dan pelaku pasar energi perlu memantau pergerakan harga secara cermat, termasuk dinamika dolar AS, faktor geopolitik, dan perubahan iklim yang dapat mengubah pola konsumsi energi dunia.