
Keputusan Presiden Trump mengenakan tarif 50% pada impor tembaga mulai 1 Agustus 2025 membuat pedagang logam mengalihkan pengiriman ke Hawaii dan Puerto Riko demi menghindari lonjakan biaya masuk.
KabarPialang – Kebijakan tarif tinggi yang diumumkan Presiden AS Donald Trump terhadap produk tembaga telah menciptakan gejolak besar di pasar global. Dengan pemberlakuan tarif 50% untuk impor tembaga mulai 1 Agustus 2025, pedagang dan produsen logam kini berlomba-lomba mencari cara untuk menghindari lonjakan biaya tersebut. Beberapa dari mereka memilih jalur alternatif seperti Hawaii dan Puerto Riko—dua wilayah yang meskipun masih termasuk yurisdiksi AS, memiliki celah logistik yang dapat dimanfaatkan.
Harga Tembaga Melejit di Tengah Kegelisahan Pasar
Pasar langsung bereaksi keras terhadap pengumuman tarif tersebut. Harga tembaga berjangka di bursa Comex New York melonjak 2,3% menjadi US$5,6115 per pon, sementara harga di London Metal Exchange (LME) ikut naik 0,4%. Bahkan sebelumnya, harga di New York sempat melonjak 25% lebih tinggi dari harga acuan internasional, menunjukkan tekanan luar biasa dari pasar domestik AS.
Kenaikan ini dipicu oleh arus pembelian mendadak yang dilakukan oleh para pedagang yang berusaha mengirim sebanyak mungkin logam sebelum tarif diberlakukan bulan depan.
Pasar Mulai Mengalihkan Arah
Namun kini, seiring dengan mendekatnya tanggal implementasi tarif, strategi berubah. Beberapa pengirim logam mengalihkan rute mereka dari daratan utama AS ke wilayah seperti Hawaii dan Puerto Riko, yang secara teknis masih dalam cakupan bea cukai AS namun memiliki prosedur pengiriman yang berbeda.
Menurut sumber anonim yang dikutip Bloomberg, setidaknya satu pedagang telah berhasil menyelesaikan pengiriman ke Hawaii, yang secara geografis dapat ditempuh lebih cepat—sekitar 10 hari pelayaran dari Asia, dibandingkan lebih dari sebulan ke pelabuhan seperti New Orleans atau Florida.
Lonjakan Stok dan Ancaman Tarif
Seiring dengan upaya para pedagang untuk mempercepat pengiriman sebelum 1 Agustus, volume tembaga yang masuk ke AS mengalami lonjakan signifikan. Diperkirakan dalam beberapa minggu ke depan, stok tembaga di AS dapat mencapai 500.000 ton, dengan sebagian besar terkonsentrasi di New Orleans dan Port Panama City, Florida.
Namun, waktu menjadi musuh utama. Produk yang tiba setelah batas waktu akan langsung terkena tarif 50%, menjadikannya jauh lebih mahal dan mungkin tak kompetitif lagi di pasar domestik.
Level Tarif Melebihi Ekspektasi Pasar
Walau rumor tentang tarif sudah terdengar sejak Februari 2025, angka 50% tetap mengejutkan banyak pihak. Sebagian analis memperkirakan tarif hanya akan berada di kisaran 10–25%. Namun, lewat unggahan di media sosial, Trump menegaskan kebijakan proteksionisnya dan berkomitmen menjalankan tarif penuh mulai awal Agustus.
Kebijakan ini dianggap sebagai puncak dari strategi “America First” yang terus ditegakkan Trump dalam masa jabatan terbarunya. Tujuannya adalah mengurangi ketergantungan AS terhadap produk luar, khususnya dari negara pesaing seperti Tiongkok dan Chile.
Puerto Riko Jadi Target Baru Eksportir Amerika Selatan
Sementara Hawaii menjadi pelabuhan utama dari Asia, Puerto Riko kini dilirik oleh eksportir dari Amerika Selatan, terutama Chile—pemasok tembaga terbesar ke AS. Sebagai wilayah bea cukai AS, Puerto Riko memungkinkan distribusi logam tanpa melewati tarif impor tradisional, meskipun distribusinya ke daratan utama tetap membutuhkan pengurusan ulang.
Perusahaan tambang di Chile bahkan disebut tengah menggelar pertemuan darurat untuk memutuskan apakah pengiriman harus dipercepat ke pelabuhan utama AS atau dialihkan ke wilayah lain seperti Puerto Riko hingga batas waktu akhir Juli.
Ketidakpastian Masih Membayangi
Meski tarif telah diumumkan, banyak pihak masih meragukan apakah implementasinya akan menyeluruh. Perbedaan harga antara New York dan London, yang tidak mencerminkan tarif 50% penuh, menunjukkan bahwa pasar belum sepenuhnya percaya tarif ini akan berlangsung lama atau berlaku penuh pada semua produk.
Ada juga pertanyaan apakah logam setengah jadi atau bentuk tertentu dari tembaga akan dikecualikan, membuka peluang bagi pelaku pasar untuk memanipulasi klasifikasi produk demi menghindari tarif tinggi.
Industri Tembaga Hadapi Titik Balik
Dengan tarif tembaga AS sebesar 50%, pedagang global kini berada dalam pusaran strategi baru. Dari pengalihan rute ke Hawaii dan Puerto Riko hingga percepatan pengiriman dan penimbunan stok di pelabuhan AS, pasar logam memasuki fase krusial yang menentukan keseimbangan pasokan global.
Bagi pemerintah Trump, kebijakan ini mungkin dianggap kemenangan politik dan ekonomi. Namun bagi pelaku industri dan konsumen AS, tarif ini bisa berarti biaya lebih tinggi dan ketidakpastian rantai pasok dalam jangka panjang.