
KabarPialang – IHSG kembali anjlok pada 23 Juni 2025, namun 2 saham sukses menyentuh ARA hingga cuan 25%! Simak daftar lengkap top gainers dan top losers hari ini serta sektor-sektor yang terpukul hebat.
Meski Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali tertekan dan ditutup melemah signifikan pada perdagangan Senin, 23 Juni 2025, sejumlah saham justru bersinar tajam dengan kenaikan luar biasa. Bahkan, dua di antaranya berhasil mentok auto reject atas (ARA), memberikan cuan maksimal kepada investor di tengah kondisi pasar yang suram.
IHSG Ambruk Lagi, Koreksi Lanjut Hari Keempat
IHSG ditutup melemah sebesar 119,99 poin atau 1,74% ke level 6.787,14, mencatat penurunan beruntun selama empat hari perdagangan. Aksi jual besar-besaran menyeret seluruh sektor ke zona merah.
Tercatat:
-
128 saham naik
-
533 saham turun
-
140 saham stagnan
Total nilai transaksi mencapai Rp12,79 triliun, dengan volume perdagangan sebesar 25,39 miliar saham dalam 1.363.337 kali transaksi.
Top Gainers Hari Ini: Dua Saham Mentok ARA
Di tengah pasar yang lesu, beberapa saham justru melonjak tinggi dan mencetak cuan besar bagi para investor. Dua di antaranya bahkan menyentuh batas ARA, yaitu:
-
PT Master Print Tbk (PTMR)
-
Harga naik 25%
-
Ditutup di Rp300 per saham
-
Masuk daftar top gainers utama
-
-
PT Pudjiadi & Sons Tbk (PNSE)
-
Naik 25%
-
Ditutup di Rp950 per saham
-
Terseret naik di tengah sektor properti yang mayoritas melemah
-
Selain dua saham yang mentok ARA tersebut, beberapa saham lainnya juga mencatatkan kenaikan tajam:
-
PT Sigma Energy Compressindo Tbk (SICO)
-
Naik 27,3%
-
Ditutup di Rp135
-
-
PT Radiant Utama Interinsco Tbk (RUIS)
-
Naik 23,8%
-
Ditutup di Rp234
-
-
PT Apexindo Pratama Duta Tbk (APEX)
-
Naik 20,5%
-
Ditutup di Rp164
-
Kenaikan harga saham-saham ini menjadi angin segar di tengah tekanan pasar dan menjadi perhatian utama para trader harian serta spekulan yang mencari peluang cuan cepat.
Deretan Top Losers: Sembilan Saham ARB
Sebaliknya, koreksi tajam juga melanda sembilan saham yang terjerembab ke zona Auto Reject Bawah (ARB). Saham-saham ini mengalami penurunan tajam hingga mendekati 15%, menandakan tekanan jual yang sangat besar:
-
PT Sumber Sinergi Makmur Tbk (IOTF)
-
Turun 14,9%
-
Ditutup di Rp125
-
-
PT Bukit Asam Tbk (PTBA)
-
Turun 14,9%
-
Ditutup di Rp2.510
-
-
PT Sunson Textile Manufacture Tbk (SSTM)
-
Turun 14,9%
-
Ditutup di Rp194
-
-
PT Chitose Internasional Tbk (CINT)
-
Turun 14,7%
-
Ditutup di Rp168
-
-
PT Asia Sejahtera Mina Tbk (AGAR)
-
Turun 14,7%
-
Ditutup di Rp232
-
-
PT Futura Energi Global Tbk (FUTR)
-
Turun 14,4%
-
Ditutup di Rp59
-
-
PT Brigit Biofarmaka Teknologi Tbk (OBAT)
-
Turun 14,3%
-
Ditutup di Rp322
-
-
PT Tigaraksa Satria Tbk (TGKA)
-
Turun 14,2%
-
Harga akhir tidak disebut
-
-
PT Krakatau Steel Tbk (KRAS)
-
Turun 14,1%
-
Ditutup di Rp182
-
Penurunan tajam saham-saham ini menjadi indikasi tekanan besar dari sektor energi, komoditas, dan tekstil yang belum mampu bangkit dari tekanan global dan domestik.
Sektor-Sektor yang Berguguran
Semua sektor saham di Bursa Efek Indonesia mengalami koreksi. Yang paling parah adalah:
-
Barang Konsumsi Non Primer: turun 3,3%
-
Properti: jatuh 2,9%
-
Teknologi: anjlok 2,5%
-
Energi: melemah 2,1%
-
Barang Konsumsi Primer: turun 2,1%
Sektor konsumen terpukul akibat tekanan inflasi dan lemahnya daya beli, sementara sektor energi dan tambang mengikuti tren pelemahan harga komoditas global.
Pasar Asia Campuran
IHSG tidak sendiri. Beberapa indeks saham di Asia juga mencatatkan kinerja yang beragam:
-
Straits Times (Singapura): turun 0,1%
-
Nikkei (Jepang): turun 0,1%
-
Hang Seng (Hong Kong): naik 0,6%
-
Shanghai Composite (China): naik 0,6%
Volatilitas pasar global akibat tensi geopolitik dan ketidakpastian suku bunga AS masih menjadi faktor utama yang membayangi pergerakan pasar saham di kawasan Asia, termasuk Indonesia.
Meskipun IHSG kembali terpuruk, ada peluang cuan besar bagi investor jeli. Dua saham menyentuh ARA dan beberapa lainnya mencatatkan lonjakan hingga 27%. Namun di sisi lain, sembilan saham terjungkal ke ARB, menjadi pengingat bahwa pasar saham penuh risiko dan peluang.
Investor disarankan untuk tetap berhati-hati, melakukan analisis menyeluruh, dan tidak hanya terpaku pada euforia sesaat. Memahami pergerakan sektor dan sentimen global adalah kunci untuk mengambil keputusan investasi yang cerdas di tengah volatilitas seperti ini.